Oracle, perusahaan pengembang sistem manajemen basis data, mengenalkan produk baru bernama Oracle Autonomous Database. Produk ini memiliki kemampuan untuk melakukan pengendalian, perlindungan, dan perbaikan secara otomatis. Dalam event Oracle di Jakarta, (23/7/2019), terungkap saat ini semakin banyak perusahaan yang menggunakan teknologi tersebut.
Davian Omas, Managing Director Oracle Indonesia, menjelaskan, Oracle Autonomous Database menggunakan machine learning (ML) dan artificial intelligence (AI) yang canggih untuk menyebarkan, mengoptimalkan, memperbaiki, dan mengamankan secara otomatis tanpa harus dikerjakan oleh manusia.
Dengan demikian, dapat meningkatkan kinerja keamanan dan efisiensi baru. Hasilnya, perusahaan dapat secara signifikan meningkatkan dan mempercepat keputusan bisnis, meningkatkan pengalaman, memperkenalkan produk baru ke pasar dengan lebih cepat, dan membuat tenaga kerja menjadi lebih cerdas.
Menurut Davian, Oracle Autonomous Database adalah salah satu pengenalan produk baru yang paling sukses dalam sejarah 40 tahun Oracle. Sampai saat ini perusahaan sudah memiliki hampir 1.000 pelanggan yang menggunakan produk tersebut, dan sekitar 4.000 perusahaan sedang melakukan uji coba dalam kuartal terakhir.
Baca Juga: Pantau Mudik Bareng, Jasa Raharja Gunakan Teknologi Oracle
Hal itu membuktikan bahwa produk ini hadir dalam momentum yang tepat, di mana ketika data tumbuh pada tingkat tak terukur (big data). Sementara produk tersebut menawarkan cara baru untuk mengelola, mengamankan, dan mendapatkan nilai dari data yang ada.
Ada beberapa contoh mengesankan dari perusahaan yang menggunakan produk tersebut untuk mengurangi biaya dan risiko, mengotomatiskan tugas inti, sehingga mereka dapat fokus pada inovasi. Selain itu, autonomous database juga digunakan untuk memberdayakan semua bidang bisnis di perusahaan, mulai dari keuangan, pemasaran, dan SDM untuk mendapatkan nilai bahwa wawasan maksimal dari data yang dimiliki.
Beberapa perusahaan Indonesia yang menggunakan autonomous database milik Oracle, seperti PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan.
Bisnis JNE yang fokus pada pengiriman barang bervolume dan bernilai tinggi, membutuhkan laporan pengiriman dan analitik data yang sangat penting untuk operasional bisnis. Dari pelacakan status seluruh paket sampai mengelola permintaan dan umpan balik pelanggan, semua sangat bergantung pada informasi. Oracle Autonomous Data memungkinkan warehouse untuk membuat lingkungan data warehouse sesuai dengan kebutuhan dalam waktu singkat.
"Untuk mengoordinir laporan transaksi yang mencapai satu juta per hari, kami membutuhkan waktu hingga enam jam, tapi dengan Oracle Autonomous Data, kini hanya dua jam selesai," ujar Arief Rahardjo, Wakil Presiden Teknologi JNE.
Baca Juga: Ups! Oracle Pastikan Akan PHK Massal Karyawan China, Kenapa?
Sementara itu, Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan mulai memanfaatkan data baru dalam menjalankan tugas sehari-hari. Untuk keperluan itu, lembaga ini memanfaatkan Oracle Autonomous Database Warehouse Cloud untuk menjalankan analisis berbagai aliran transaksi. Dengan cara ini, Kementerian Keuangan dapat secara efektif memprediksi kapan akan ada aliran transaksi yang lebih tinggi.
"Misalnya, kami memproses berbagai macam transaksi pada akhir bulan ketika anggota dalam layanan publik menerima gaji mereka, dengan memperhatikan tren tersebut kami dapat langsung menyesuaikan beban kerja IT di kementerian, memastikan keandalan dan ketersediaan data melalui berbagai platform aplikasi," jelas Saiful Islam, CIO Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan.