EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyatakan porsi Utang Luar Negeri (ULN) dalam postur pembiayaan perekonomian Indonesia menempati urutan kedua. Dalam artian, saat ini Indonesia masih membutuhkan utang luar negeri untuk menjaga perekonomian.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengatakan Indonesia masih tergantung pada pasokan dana asing. Tercatat, ULN per Juni 2019 mencapai Rp 2.133 triliun.
“Jadi bisa tidak negara ini hidup tanpa ULN? Memang negara ini membutuhkan ULN, tapi harus dikelola hati-hati,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Selasa (23/7).
Sumber pembiayaan melalui ULN tercatat meningkat 10,5 persen dibandingkan Juni 2018 sebesar Rp 1.930 triliun. Namun secara pertumbuhan mengalami perlambatan dari 14,5 persen menjadi 10,5 persen secara tahunan.
Sementara sumber pembiayaan perekonomian nomor satu didominasi melalui kredit bank umum. Tercatat per Juni 2019, sumber pembiayaan perekonomian dari bank kredit umum sebesar Rp 5.228 triliun dari total Rp 9.093 triliun pembiayaan perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
Selain dua sumber tersebut, pembiayaan perekonomian juga bersumber dari pasar modal, industri keuangan non-bank, kredit Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan teknologi finansial.
Berdasarkan data Bank Indonesia, pasar modal menyumbang Rp 922 triliun diikuti oleh industri keuangan non-bank sebesar Rp 698 triliun, kredit BPR Rp 105 triliun, dan perusahaan teknologi finansial (tekfin) Rp 8,3 triliun.
Mirza mengatakan tekfin menjadi sumber pembiayaan perekonomian karena pertumbuhannya tercatat pesat mencapai 274 persen yoy pada Juni 2019. Bahkan tercepat ketimbang kredit bank umum yang hanya 10,05 persen.