EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur Pengadaan I PLN, Sripeni Inten Cahyani mengatakan PLN akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kalimantan Utara yang memiliki kapasitas 1.350 megawatt (MW). Sripeni menyebutkan, proyek ini sudah masuk dalam rencana usaha penyedaan tenaga listrik (RUPTL) PLN, meski baru akan mulai pembangunan pada 2020.
"Target COD (commercial operation date) atau beroperasi secara komersil bertahap. Kalau (pembangunan) PLTA itu lima sampai enam tahun dari sekarang," ujar Sripeni usai bertemu Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan di Kantor Kemenko Kemaritiman, Jakarta, Jumat (26/7).
Sripeni menjelaskan kehadiran PLTA ini bertujuan mendukung kawasan ekonomi khusus (KEK) seperti kawasan industri dan pelabuhan internasional (KIPI) di Tanah Kuning. Keberadaan PLTA diyakini mampu mendukung kebutuhan daya industri seperti smelter atau peleburan biji logam. Menurut Sripeni, industri smelter memerlukan pasokan listrik dengan harga yang murah. Kata dia, hal itu hanya bisa terpenuhi dengan adanya PLTA.
"Doakan ke depan Indonesia bisa jadi eksportir tapi bukan dalam bentuk raw material alumina dan mudah-mudahan harapannya Indonesia punya PLTA paling besar," kata Sripeni menambahkan.