EKBIS.CO, BANDUNG---Menteri Kesehatan RI, Nilla F Moeloek melakukan kunjungan kerja ke Bio Farma pada Sabtu (27/7). Kunjungan kerja ini, dilakukan untuk meninjau kesiapan laboratorium Center of Excellence (CoE) Organisasi Kerja sama Islam (OKI) yang bisa digunakan sebagai sarana sharing knowledge antara negara–negara Islam untuk penelitian vaksin dan bioteknologi.
Penunjukan Indonesia pada tahun 2017 sebagai leading sector untuk pembuatan vaksin diantara negara-negara yang tegabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI), merupakan suatu kehormatan bagi Indonesia. Sebab, Indonesia sudah memiliki Bio Farma sebagai produsen vaksin yang produknya sudah digunakan di lebih 140 negara. Hal ini sudah memenuhi persyaratan dari sisi kesiapan industrinya maupun secara kelengkapan laboratorium.
Menurut Nilla F Moeloek, bagi Indonesia, penunjukan sebagai Center of Excellence bidang bioteknologi, merupakan kesempatan yang luar bisa yang bisa diambil. Sebab, ini merupakan pengakuan dari negara–negara Islam diseluruh dunia.
Manfaat yang dapat diambil, kata dia, adalah pengakuan bagi Bio Farma, sebagai produsen vaksin di negara-negara Islam dan bagi negara Islam lainnya. "Semua negara Islam bisa mendapatkan pembelajaran dari Bio Farma untuk pembuatan vaksin secara mandiri serta perluasan pangsa pasar untuk negara–negara Islam lainnya," kata Nilla.
Sementara menurut Direktur Utama Bio Farma, M Rahman Roestan, penunjukan Indonesia sebagai Center of Excellence untuk vaksin dan bioteknologi, yang saat ini, Sekretariat CoE ada di Kemkes, dan Bio Farma salah satu labnya.
“Kedepannya kami berharap, akan ada laboratorium lainnya yag akan berabung baik yang ada di Indonesia, maupun di negara OKI lainnya, untuk bergabung dan mendapatkan vaksin atau produk lain untuk kesehatan untuk negara islam, sehingga 'merah putih' bisa berkibar di kancah global," papar Rahman.
Rahman mengatakan, dari Kementerian Kesehatan RI sudah ada inisiasi untuk mengundang negara anggota OKI pada bulan Oktober 2019 mendatang. Yakni, untuk ikut serta dalam kegiatan workshop mengenai penanganan vaksin / cold chain management system dan saat ini belum semua negara paham prosedur mengenai pengiriman vaksin.