EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas/PPN) mendukung langkah Kadin Indonesia dalam pembentukan pusat pengembangan teknologi blockchain. Kepala Bapenas, Bambang Brodjonegoro menilai keberadaan teknologi terbaru itu bisa membantu pemerintah dan pelaku usaha dalam membenahi sistem logistik nasional.
“Kemampuan blockchain untuk melacak, mengatur, dan mendistribusikan informasi dianggap dapat mengoptimalisasi proses pemasaran dan rantai distribusi. Sistem pelacakan akan memperbaiki transparansi dalam rantai produksi dari hulu ke hilir," kata Bambang dalam Global Blockchain Investment Summit di Jakarta, Senin (29/7).
Bambang menuturkan, pembenahan sistem logistik oleh teknologi blockchain tidak menutup kemungkinan bagi sektor pertanian dan perikanan hingga industri e-commerce saat ini. Bahkan, ia menyebut, blockchain dapat digunakan untuk mengoptimalkan penyaluran dana desa dari pusat ke daerah.
Menurutnya, pemerintah mengakui bahwa sentuhan teknologi digital dalam setiap kegiatan distribusi maupun logistik mesti mulai dilakukan untuk menuju Visi Indonesia 2045. Karena itu, strategi jangka panjang terkati pengembangan teknologi digital secara terpusat dan melibatkan kolaborasi pemerintah dan swasta harus diwujudkan.
Pembentukan Blockchain Center of Excellence and Education (BCEE) oleh Kadin Indonesia sebagai pusat pengembangan blockchain di Indonesia dianggap sangat tepat. Bambang mengharapkan, pusat tersebut dapat mendukung kerja sama antar pemangku kepentingan untuk mengakselerasi kesiapan pelaku bisnis dan publik dalam memetik keuntungan lewat kemajuan blockchain.
"Sebagai institusi perencanaan, Bappenas mengandalkan juga perkembangan teknologi digital untuk meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan," kata dia.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Logistik dan Manajemen Supply Chain, menambahkan, pada awalnya teknologi blockchain hanya digunakan industri keuangan untuk mempermudah proses pengelolaan data terintegrasi.
Namun, seiring waktu, blockchain digunakan oleh banyak sektor untuk mengatur sistem logistik. Singkatnya, perbaikan tata kelola sistem logistik dengan cara digitalisasi. "Blockchain menghubungkan antara customer dan penjual. Lama-kelamaan ini akan bisa menghilangkan peran perantara sehingga nantinya alur logistik dapat lebih efisien," kata dia.