EKBIS.CO, JAKARTA -- Setelah mendapat sambutan yang luar biasa di Jakarta saat peluncuran energy storage system (baterai penyimpan energi skala besar) melalui program tarif Rp 1, Baran Energy, pada 13 Agustus mendatang akan memperkenalkan teknologi baru ini ke masyarakat Bandung.
"Kami tidak menyangka antusiasme masyarakat Jakarta sangat tinggi saat peluncuran beberapa saat lalu. Awalnya, kami hanya ingin memperkenalkan terlebih dahulu baterai listrik ini. Namun, di luar dugaan banyak sekali masyarakat yang langsung melakukan order (pemesanan)," kata Victor Wirawan, selaku CEO dan pendiri Baran Energy di Jakarta, Senin (29/7) lalu.
Victor menyampaikan, saat ini, dia bersama puluhan anak milenial yang tergabung di Baran Energy sedang mengembangkan tiga varian produk, yaitu PowerWall yang berkapasitas 8,8 kWh yang bisa dipakai di rumah atau industri berskala kecil, kemudian PowerPack 126 kWh untuk industri berskala menengah, serta PowerCube 1,2 Mwh untuk industri berskala besar.
Sementara yang telah diluncurkan adalah PowerWall. Perangkat teknologi ini bisa dimanfaatkan, terutama untuk menampung energi yang dihasilkan oleh energi terbarukan, seperti energi yang bersumber dari matahari, angin, air dan lain-lain.
Victor mengakui, tidak mudah meciptakan baterai tersebut, karena dibutuhkan riset dan pengembangan yang mendalam, biaya yang besar, juga memakan waktu. "Alhasil, banyak stigma yang mucul, bahwa baterai tersebut mahal," ujar dia.
"Oleh karena itu, kami ingin memberikan penawaran, bahwa untuk memiliki perangkat energi EBT yang selama ini terkesan mahal, bisa dimiliki dengan harga terjangkau. Kami adakan program Rp 1, dan ada juga program easy payment untuk mencicil DP (down payment/uang muka)," tutur Victor.
Starategi program Rp 1 ini juga merupakan salah satu inovasi model kepemilikan, bagaimana supaya teknologi ini menjadi terjangkau, sehingga lebih banyak lagi orang yang bisa berpindah ke energi terbarukan. Program ini diharapkan dapat membantu percepatan peralihan dari energi fosil ke energi terbarukan.
Victor mengatakan programnya merupakan bentuk dukungan terhadap kebijakan energi baru dan terbarukan pemerintah yang menargetkan 2025 porsinya sebesar 23 persen.