Pembuat smartphone dan cip memori terbesar di dunia, Samsung Electronics, mencatat laba bersihnya merosot lebih dari setengahnya pada kuartal kedua, di tengah pasar cip yang melemah dan pembangunan jalur perdagangan antara Seoul dan Tokyo.
Sebagaimana dikutip dari laman Reuters, diketahui laba bersih dalam tiga bulan hingga Juni adalah 5,18 triliun won (US$4,38 miliar), turun 53 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Anak perusahaan utama dari Samsung Group yang luas telah menikmati berbagai rekor keuntungan tersebut, sekarang sedang berjuang, di tengah harga cip yang jatuh, disebabkan oleh meningkatnya pasokan global, namun sebaliknya permintaan melemah.
Baca Juga: Perluas Jangkauan Online di Asia Tenggara, Samsung Gandeng Shopee
"Melemahnya dan penurunan harga di pasar cip memori terus berlangsung, meskipun pemulihan permintaan terbatas," demikian statement dari Samsung.
"Pada ponsel, tercapai pengiriman yang lebih kuat pada model pasar massal baru, tetapi secara keseluruhan terbebani oleh lambatnya penjualan model unggulan serta peningkatan biaya pemasaran," sambungnya.
Awal tahun ini, Samsung meluncurkan smartphone S10 5G top-end, setelah Korea Selatan memenangkan perlombaan global untuk secara komersial meluncurkan jaringan 5G nasional pertama di dunia.
Tetapi pada April, secara memalukan dipaksa untuk menunda perilisan ponsel Galaxy Fold baru setelah dilaporkan adanya masalah pada layar ponsel dalam beberapa hari penggunaan.
Baca Juga: Kekayaan Keluarga Samsung Kuasai Daftar Taipan Korea Selatan
Perselisihan yang membara antara Korea Selatan dan Jepang, yang membuat Tokyo memberlakukan pembatasan pada ekspor bahan kimia yang penting bagi perusahaan-perusahaan cip dan telepon pintar terkemuka dunia, juga diperkirakan akan memengaruhi produk-produk utama Samsung Electronics.
“Laba operasional jatuh 56 persen menjadi 6,6 triliun won pada kuartal kedua. Sementara penjualan turun empat persen menjadi 56,13 triliun won," terang perusahaan.