EKBIS.CO, JAKARTA --Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut tantangan program transmigrasi saat ini dan masa mendatang dengan penduduk Indonesia mencapai 270 juta jiwa. JK menilai, berbeda dengan masa sebelumnya, mencari lahan yang cukup baik untuk program transmigrasi saat ini jauh lebih sulit.
"Tentu tidak mudah lagi mencari lahan yang cukup baik seperti dulu yang ada di Kalimantan atau daerah-daerah lain," ujar JK saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (rakornas) Transmigrasi di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (1/8).
Karena itu, JK menyarankan untuk lebih selektif dalam program transmigrasi ke daerah lain. Apalagi, kondisi Pulau Jawa saat ini sebagai daerah asal transmigran paling banyak telah berubah menjadi daerah industri yang juga membutuhkan banyak tenaga kerja.
Dengan demikian, progam transmigrasi yang awalnya dipahami untuk mengurangi kepadatan Jawa telah berubah. "Awalnya sebagian besar di Jawa daerah pertanian, agraris, sekarang sudah menjadi daerah industri yang juga membutuhkan tenaga kerja yang banyak, sehingga kepadatan itu dapat diatasi oleh kegiatan-kegiatan ekonomi yang lebih mengharapkan labour intensive," ujar JK.
Kendati demikian, JK mengungkap saat ini dikenal program transmigrasi swakarsa yang didasari keinginan sendiri dan biaya sendiri, sementara pemerintah hanya menyediakan lahan dan rumah. "Apakah yang dibiayai perusahaan atau mandiri, itu juga suatu solusi yang baik, pada saat di mana perkebunan sawit sudah berkembang bergitu banyak, dibutuhkan tenaga kerja di daerah Riau, di Jambi tentu tenaga kerja tidak sebanyak di Jawa maka timbullah transmigrasi swakarsa," ujar JK.
JK menilai transmigrasi swakarsa ini pun sama baiknya sebagai program transmigrasi, selama mampu memberi kesejahteraan bagi transmigram maupun penduduk lokal wilayan tujuan. "Itu semua baik selama mereka mempunyai suatu kesejahteraan dan juga bermanfaat," ujar JK.