Usaha dan kesabaran begitu dibutuhkan dalam berbisnis. Pasalnya, tak ada bisnis yang langsung moncer, pasti semuanya membutuhkan proses dan juga pengorbanan, salah satunya modal yang besar.
Tak jarang pebisnis memutuskan untuk mengeluarkan modal berlimpah dengan niatan agar bisnisnya cepat berkembang, misalnya dalam bisnis kuliner. Demi menarik pelanggan, mereka rela menggelontorkan dana yang tak sedikit. Eits, tapi modal jor-joran itu bukan jaminan bisnis akan ramai pelanggan lho.
Baca Juga: Lika-Liku Hidup Ruben Onsu, dari Sengsara Kini Raja Bisnis Kuliner Indonesia
Sejatinya, bisnis di bidang kuliner tak akan kehilangan pelangggan, lantaran makanan merupakan kebutuhan mendasar manusia, jadi pasti semuanya membutuhkannya. Tapi, kenapa bisnis kuliner banyak yang tetap sepi? Ini penyebabnya:
1. Dari segi kualitas rasa
Semua bisnis yang menjual makanan dan minuman paling utama adalah soal rasa. Kalau kamu menjual makanan tapi rasanya biasa-biasa saja, bahkan cenderung kurang enak, jangan harap bisnis kulinermu akan ramai pengunjung.
Inilah kesalahan yang sering dilakukan oleh para pebisnis kuliner, ketika mereka belum memiliki resep dewa racikan sendiri, tapi sudah berani buka bisnis hanya gara-gara punya modal banyak.
Enggak ada alasan buat pembeli buat mengunjungi warung mu berkali-kali kalau rasanya biasa saja. Yang ada mereka malah menyebarkan testimoni negatif ke orang-orang. Untuk itu, saat kamu berniat mendirikan bisnis kuliner, pastikan dulu rasa yang kamu jual itu istimewa ya!
Baca Juga: Begini Cara Daftarkan Bisnis Kulinermu Jadi Partner Go-Food
2. Salah menentukan harga
Selain itu harga juga bisa jadi hal yang menentukan laris atau tidaknya sebuah bisnis kuliner. Soal harga tidak bisa sembarangan asal matok saja, harus ada hal-hal yang dijadikan pertimbangan.
Pertama yang sudah pasti adalah biaya produksinya. Buat menentukan harga, kamu harus menyesuaikan dengan total pengeluaranmu dalam membuat menu tersebut.
Selain itu, gaji karyawan juga perlu kamu masukkan dalam perhitungan. Kira-kira butuh berapa porsi terjual buat menutupi tanggung jawabmu terhadap karyawan. Dari situ kamu bisa menentukan harga yang pas setiap menunya.
Terakhir adalah dari sisi target pasarnya. Kalau kamu membuka bisnis kuliner di area kampus, maka harus disesuaikan pula dengan bujet kantong mahasiswa yang terbilang pas-pasan, dan tak bisa disamaratakan dengan area perkantoran.
Baca Juga: Ini Tempat Wisata Kuliner Khas Solo dan Salatiga yang Wajib Dikunjungi
3. Lokasinya kurang strategis
Lokasi juga menentukan bisnis kuliner bisa ramai atau tidak. Bukan berarti kamu harus mencarinya di pinggir jalan besar atau di mall-mall besar. Tapi carilah lokasi yang kira-kira strategis buat target pasarmu dan disesuaikan dengan konsep warung.
4. Kurangnya publikasi
Publikasi merupakan strategi terjitu buat memperkenalkan bisnis kuliner ke khalayak luas. Tanpa publikasi tentu sulit buat menjaring banyak pembeli. Kamu bisa melakukan publikasi melalui media sosial ataupun sekadar dari mulut ke mulut.
5. Kurang inovasi
Yang terpenting adalah inovasi, khususnya berkaitan dengan menu-menu yang dijajakan entah itu resep, maupun cara penyajiannya. Buatlah gebrakan-gebrakan kreatif yang disesuaikan dengan perkembangan selera masyarakat.