Sabtu 03 Aug 2019 13:29 WIB

Program Serasi Jadi Ujung Tombak Program Kementan

program ini menempati prioritas yang tinggi pada program Kementerian Pertanian.

Red: EH Ismail
Program Serasi Kementan
Foto: Humas Kementan
Program Serasi Kementan

EKBIS.CO,  JAKARTA — Kementerian Pertanian tetap fokus pada pengembangan pertanian di lahan rawa. Melalui program Serasi (Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani), Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) telah melakukan berbagai langkah strategis antara lain dengan melakukan kegiatan Demfarm (Demonstrasi farming) yang di dalamnya melibatkan petugas pendamping yang ditempatkan di lapangan, Banjarbaru (1/8).

Lahan rawa di Indonesia tersebar di tiga pulau besar, yaitu di Sumatra, Kalimantan dan Irian Jaya (Papua). Luas lahan rawa Indonesia ± 33,4 juta ha. Terdiri atas lahan rawa pasang surut sekitar 20 juta ha dan lahan lebak 13,4 juta ha (BBSDLP, 2018)

Salah satu hal yang dilakukan dalam mendorong upaya keberhasilan program ini adalah penyusunan petunjuk teknis (juknis). Fungsinya sebagai panduan bagi para petugas lapang.

“Sosialisasi Petunjuk Teknis Penelitian dan Pengembangan Demonstrasi Farm Program Serasi di Kalimantan Selatan” telah diselenggarakan di Aula Balittra. Kegiatan tersebut dirangkai dengan kunjungan lapang ke lokasi denfarm Jejangkit Muara, Kab. Barito Kuala, Kalimantan Selatan.

Kepala Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian, Dr. Husnain dalam arahannya menyampaikan penghargraan dan ucapakan terima kasih kepada Pemda Kalsel dan Sumsel yang selama ini telah mendukung sepenuhnya pelaksanaan program ini. Husnain menuturkan bahwa Program SERASI merupakan ujung tombak dan menempati prioritas yang tinggi pada program Kementerian Pertanian.

“SERASI merupakan ujung tombak dan menempati prioritas yang tinggi program Kementan,” papar Husnain.

Fokus dan keseriusan Kementerian Pertanian pada program SERASI diwujudkan menurunkan 27 orang tenaga pendamping lapang di Kabupaten Batola, Kalimantan Selatan, dan 23 orang ditempatkan di Kab. OKI, Musi Banyuasin, Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan.

Terhadap petugas pendamping lapang secara khusus Husnain berpesan, peran dan keberadaan petuhas pendamping sangatlah penting, karenanya penugasan tersebut hendaknya dilakukan dengan sungguh-sungguh. 

“Penugasan yang diberikan hendaknya dijadikan sebagai media pembelajaran dan ajang menggali ilmu dan pengalaman lapang sebaik-baiknya,” tandas Husnain.

Dalam pembingkaiannya Prof. Irsal Las menuturkan, bila Kementerian Pertanian berhasil dalam pengembangan rawa khususnya di Kalimantan, maka target lumbung pangan dunia 2045 akan dapat dicapai. 

Menurut Irsal keberhasilan sebuah demfarm dicirikan oleh kelompok tani yang mencontoh teknologi pada denfarm dengan cara “learning by doing and learning by seeing” (belajar melalui bekerja dan belajar dengan melihat”), pemberdayaan petani melalui penerapan langsung teknologi rekomendasi. 

 

Irsal menekankan, upaya fasilitasi pembelajaran bagi kelompok tani melalui penerapan teknologi yang sudah teruji agar mereka mampu menggunakan potensi yang dimilikinya dalam meningkatkan produksi dan produktivitas produk pertanian.

Kepala Balai Pengkajian Teknologi (BPTP) Kalsel, Dr. M. Yasin, dalam arahannya menyampaikan bahwa penempatan setiap petugas lapang merupakan penugasan yang diberikan oleh negara melalui Kementerian Pertanian, khususnya Badan Litbang Pertanian. Oleh karena itu setiap pegawai hendaknya selalu siap menerima penugasan yang diberikan oleh negara, tandas Yasin.

Pada kesempatan berbeda Kepala Balai Penelitian Lahan Rawa, Ir. Hendri Sosiawan, CESA mengungkapkan lahan yang dijadikan lokasi demfarm saat ini seluas 68 Ha yang berada di kecamatan Jejangkit, Kab. Batola.  Henri juga menuturkan, bahwa mulai bulan Agustus 2019 para petugas akan dipusatkan di lokasi denfarm Jejangkit.

Pada acara sosialisi ini disampaikan masing-masing materi Juknis secara ringkas yakni: 1) Budidaya Padi Lahan Rawa Menggunakan Paket Teknologi RAISA (Nurwulan Agustiani, S.P., M.Agr,  BB Padi), 2) Pengelolaan Lahan dan Air Menurut Karakteristik Hidrologis Rawa Pasang Surut di Kalimantan Selatan (Dr. Setiono Adi,  Balitklimat), 3) Budidaya Hortikultura di Lahan Rawa Kalimantan Selatan (Prof. Yusdar, Puslitbanghorti), 4) Pengembangan Budidaya Itik di Lahan Rawa Kalimantan Selatan ( Dr. Maijon Purba, Balitnak), 5) Penguatan Kelembagaan Petani dan Pengembangan Pertanian Korporasi di Lahan Rawa Kalimantan Selatan (Dr. Hermanto, PSEKP), 6)  Pengembangan Model Budidaya Ikan Ramah Lingkungan di Lahan Rawa (Ir. Retna Qomariah, M.Si, Balittra), 7) Bimbingan Teknis Pengembangan Pertanian Lahan Rawa mendukung Program #SERASI (Saefoel Bachri, S. Kom, MMSI). 

Penyusunan Juknis diirasakan sangat penting, hal tersebut sebagai upaya mendorong percepatan dan keberhasilan pengembangan lahan rawa yang saat ini difokuskan di Kalimantan Selatan dan Sumatera Selatan. Kegiatan sosialisasi dilanjutkan dengan kunjungan lapang ke lokasi denfarm Jejangkit yang melibatkan semua petugas lapang dan nara sumber. Inilah salah satu upaya “Menserasikan Program #SERASI”.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement