EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua adalah 5,05 persen. Angka tersebut menunjukkan perlambatan dibanding dengan kuartal kedua tahun lalu yang mencapai 5,27 persen maupun kuartal pertama tahun ini, yakni 5,07 persen.
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, ada beberapa catatan peristiwa yang terjadi pada kuartal kedua dan berpengaruh terhadap komponen pertumbuhan ekonomi. Baik dari sisi pengeluaran ataupun pemasukan. Salah satunya, harga komoditas migas dan non migas yang secara umum masih naik secara kuartal tapi menurun dibanding dengan periode yang sama pada tahun lalu.
Suhariyanto menjelaskan, salah satu komoditas yang mengalami penurunan adalah minyak. "Indonesia Crude Price (ICP) pada kuartal kedua ini mengalami penurunan hingga 6,12 persen secara year on year (yoy)," tuturnya dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (5/8).
Komoditas lain yang memberikan pengaruh adalah batubara. Suhariyanto menjelaskan, komoditas ini mengalami penurunan harga sebesar 22,9 persen. Sedangkan, minyak sawit atau crude palm oil menurun 16,7 persen.
Penurunan harga tiga komoditas tersebut memberikan pengaruh besar terhadap kinerja ekspor Indonesia yang menjadi komponen pertumbuhan ekonomi Indonesia. Tercatat, kontribusi kinerja ekspor dan impor memberikan kontribusi 0,98 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
"Sehingga, penurunan harga ini akan berpengaruh juga ke pertumbuhan ekonomi," Suhariyanto.
Di sisi lain, Suhariyanto menyebutkan, tantangan lain yang dihadapi Indonesia adalah perlambatan ekonomi global. Di antaranya Cina yang memiliki share 16,62 persen terhadap ekspor Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu yang melambat dari 6,7 persen pada kuartal kedua 2018 menjadi 6,2 persen di kuartal kedua ini turut berdampak pada kinerja ekspor Indonesia.
Sedangkan, dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi didorong oleh hampir semua lapangan usaha. Di mana pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha Jasa Lainnya yang tumbuh 10,73 persen.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) yang tumbuh 15,27 persen.
Sebelumnya, pada kuartal pertama 2019, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat 5,07 persen. Angka ini lebih tinggi dibanding dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya (year on year/yoy), yakni 5,06 persen. Tapi, dibandingkan kuartal keempat 2018 (quarter to quarter/q to q), angkanya menurun dari 5,18 persen.