Selasa 06 Aug 2019 09:12 WIB

Mentan Harapkan Program Peternakan Tingkatkan Kesejahteraan

Kebutuhan masyarakat terhadap daging tidak hanya berasal dari ayam atau sapi.

Red: EH Ismail
Petugas Dinas Peternakan Provinsi Banten dibantu pemilik menyuntik domba dengan obat pencegah diare saat melakukan pemeriksaan kondisi kesehatan hewan qurban di Pasar Hewan Cipocok, Serang, Banten, Kamis (1/8/2019).
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Petugas Dinas Peternakan Provinsi Banten dibantu pemilik menyuntik domba dengan obat pencegah diare saat melakukan pemeriksaan kondisi kesehatan hewan qurban di Pasar Hewan Cipocok, Serang, Banten, Kamis (1/8/2019).

EKBIS.CO,  JAKARTA — Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengharapkan Program Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat Indonesia. Di antaranya meningkatkan kesejahteraan para peternak dan meningkatkan nilai jual hasil peternakan.

Hal tersebut disampaikan oleh Amran pada saat memberikan arahan bagi seluruh pejabat struktural Ditjen PKH di Gedung C Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (6/8).

“Saya ingin program Ditjen PKH dan pegawai memberikan nilai tambah untuk masyarakat dan lingkungan sekitarnya,” kata Amran. Mentan juga meminta agar seluruh program Ditjen PKH dan juga pegawainya terus semangat untuk melayani masyarakat dengan memberikan edukasi kepada masyarakat.

photo
Aparat Ditjen Peternakan dan Keswan menggelar rapat tentang peningkatan kesejahteraan peternak

Program Bekerja dan Siwab harus terus dilakukan untuk memberikan manfaat bagi masyarakat. Kebutuhan masyarakat terhadap pangan asal hewan tidak hanya berasal dari Daging ayam atau sapi namun banyak pilihan seperti telur, kambing, domba, dan produk peternakan lainnya.

Amran menyampaikan dalam pemenuhan hak atas pangan bagi masyarakat berkualitas gizi baik dengan cara produksi dengan sistem pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan sehingga diperlukan tata kelola peternakan yang sinergi mulai dari aspek hulu, off farm, hilir sampai dengan pemanfaatan produk di tingkat masyarakat.

Amran menyampaikan langkah terpenting dari pemerintah saat ini adalah bagaimana membuat daging tersebut mudah terjangkau, diakses oleh masyarakat dan terjangkau harganya.

"Untuk ini sejak tahun 2018 kita melakukan program BEKERJA (Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera)," ungkap Amran. 

Melaui program ini maka pemerintah mendorong masyarakat miskin untuk melakukan usaha budidaya ayam kampung. Terbukti dari pemberian stimulan 50 ekor bibit ayam kampung untuk rumah tangga miskin maka pendapatan masyarakat meningkat secara signifikan. 

Selain pemberian ayam ini dikaitkan dengan program pemgurangan kemiskinan, pemberian ayam kampung ini juga terkait tradisi budidaya ayam bagi penduduk pedesaan. Dengan intervensi semacam ini maka angka kemiskinan akan turun lebih rendah lagi dari angka kemiskinan yang sekarang.

Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian memiliki kewajiban dalam penyediaan pangan asal hewan termasuk daging yang memiliki gizi (protein) tinggi dengan harga yang terjangkau, mudah diakses, dan dijamin kemanan, kesehatan, keutuhan, dan kehalalannya (ASUH). 

Untuk mewujudkan daging yang berprotein tinggi untuk masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya yaitu: (i) Peningkatan produksi ternak lokal (ii) Pelaksanaan kegiatan bekerja; (iii) Pengembangan komoditas ternak: sapi, kerbau, kambing/domba, babi, unggas pada sentra basis melalui pendekatan korporasi; (iv) berbagai gerakan untuk meningkatkan konsumsi protein hewani (gerakan minum susu segar, gerakan makan makan sate kelinci, dan kegiatan lainnya).

Pada kesempatan itu, Amran meminta secara khusus agar Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk memperkuat komitmen 5 tahun kedepan dalam perencanaan Kemandirian Pakan sehingga dapat menyediakan pakan secara mandiri, dalam mendukung program bekerja.

“Sehingga jangan sampai masyarakat menjadi ketergantungan, untuk itu kita mendorong masyarakat harus bisa produksi pakan sendiri dengan memanfaatkan sumberdaya bahan pakan lokal, mandiri bibit, dan diedukasi serta didampingi hingga hilir untuk pengolahan dan pemasaran sehingga produksinya bisa terjual di pasar-pasar modern dan retail-retail besar” jelas Amran.

Selain itu, Amran juga mengingatkan untuk Kegiatan Inseminasi Buatan (IB) sebagai ujung tombak UPSUS SIWAB pada Program Ditjen PKH terus ditingkatkan dalam mendongkrak jumlah populasi sapi di Indonesia. "Saya minta untuk IB tidak boleh turun selama 5 tahun kedepan" pinta Amran.

Dalam meneguhkan karakter pegawai Kementan, Amran mengarahkan pegawai Ditjen PKH dapat berkerja secara baik yang disinergikan dengan e-kinerja yang telah digunakan oleh seluruh pegawai Kementerian Pertanian. "Melalui e-kinerja dapat terlihat keterukuran kerja pegawai yang diharapkan berdampak positif dalam membangun kinerja Kementan " pungkas Amran

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement