Selasa 06 Aug 2019 15:23 WIB

UMKM Keluhkan Lonjakan Harga Cabai

Pemerintah harus menerapkan teknologi tanam cabai dengan basis penelitian.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Friska Yolanda
Harga Cabai Naik. Pembeli memilih cabai di Pasar Inpres Senen, Jakarta Pusat, Ahad (21/7).
Foto: Fakhri Hermansyah
Harga Cabai Naik. Pembeli memilih cabai di Pasar Inpres Senen, Jakarta Pusat, Ahad (21/7).

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Asosiasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Akumindo) mengeluhkan lonjakan harga cabai dalam beberapa bulan terakhir ini. Lonjakan harga cabai cenderung memangkas keuntungan pelaku UKM dalam beberapa waktu belakangan ini.

Ketua Umum Akumindo Muhammad Ikhsan Ingratubun menyampaikan, tren lonjakan harga cabai yang tak kunjung turun menyulitkan para pelaku usaha UKM untuk meningkatkan keuntungan. Padahal cabai merupakan komoditas yang cukup krusial bagi UKM yang bergerak di sektor makanan dan kuliner.

Baca Juga

“Jujur saja, kami menjerit harga cabai mahal seperti ini. Mengurangi keuntungan UKM,” kata Ikhsan saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (6/8).

Menurut Ikhsan, tingginya harga cabai saat ini sudah di ambang batas yang kurang wajar. Sebab berdasarkan informasi yang dia terima dari sejumlah anggota Akumindo, harga cabai saat ini berkisar Rp 80 ribu-Rp 100 ribu per kilogram (kg). Dengan kondisi tersebut, mau tidak mau sektor UKM harus memenuhi kebutuhan bahan baku.

Pemenuhan bahan baku cabai yang mahal itu juga dibarengi dengan kelangkaan. Di sisi lain, kata dia, pelaku usaha UKM tak memungkinkan untuk menaikkan harga jual produknya sebab sektor tersebut sangat riskan ditinggal konsumen.

“Kalau harga dinaikkan, konsumen bisa lari ke tempat lain. Ini riskan,” kata dia.

Di sisi lain dia menilai, stabilitas harga dan pasokan cabai tak selalu tergantung dengan adanya pemenuhan cold storage. Menurut dia, pemerintah justru harus menerapkan teknologi tanam cabai dengan basis penelitian yang akurat. Sehingga apabila musim kemarau tiba, produksi tidak terlalu terganggu sebab ada ketahanan di sisi produksi tanaman.

Dia juga meminta pemerintah untuk membenahi sisi pengairan tanaman dengan teknologi yang tepat guna. Alasannya, kemarau selalu dijadikan alasan bagi pemerintah. Berdasarkan catatan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga cabai merah besar rerata nasional pada 6 Agustus 2019 sebesar Rp 59.900 per kg dan cabai rawit merah Rp 79.450 per kg.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, sebenarnya pemerintah telah membangun cold storage di Brebes. Hanya saja, pembangunan cold storage tersebut dikhususkan untuk bawang merah meski tak menutup kemungkinan dapat digunakan untuk menampung cabai.

"Sudah punya cold storage kita, di Brebes. Bisa untuk bawang, bisa untuk cabai,” kata Amran.

Kendati demikian, Amran belum dapat memastikan pembangunan cold storage cabai lainnya di setiap sentra produksi. Kementerian Pertanian (Kementan), kata dia, saat ini sudah berupaya mengarahkan pembanguna cold storage cabai meski belum secara gamblang menyusun pendetailan rencana pembangunannya.

Terkait dengan pembiayaan dan anggaran pembangunan cold storage cabai pun, Amran belum dapat menyebut secara pasti. Amran mengakui, harga pembangunan cold storage membutuhkan biaya yang tak sedikit. Yang jelas, kata dia, Kementan memastikan produksi cabai akan stabil kembali dalam waktu yang tak terlalu lama.

“(Anggaran) belum, nanti. Masih disusun,” kata dia.

Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menilai pemerintah perlu melakukan terobosan kebijakan mengatasi gejolak harga cabai. Sebab selama ini diketahui cabai merupakan komoditas yang rentan rusak.

“Salah satu terobosannya ya memang harus bangun cold storage,” kata Nailul.

Pemerintah, lanjut Nailul, dapat menggunakan skema pembiayaan Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dalam pembangunan cold storage jika dinilai mahalnya biaya pembangunan jadi kendala. Kendati demikian, pemerintah juga dapat menggunakan opsi lainnya yang lebih realistis.

"Saya pikir lebih baik pemerintah itu memadukan sistem resi gudang dengan pembuatan cold storage, biar hemat biaya,” kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement