EKBIS.CO, JAKARTA -- Unit Usaha Syariah (UUS) CIMB Niaga sedang mempersiapkan aksi pelepasan dari induk pada 2022 akhir atau awal 2023. Direktur CIMB Niaga Syariah, Pandji P Djajanegara mengatakan persiapan menjadi penting karena target CIMB Niaga Syariah menjadi Bank Buku III setelah spin off.
"Karena induk kan Buku IV, jadi kita harus minimal Buku III agar pengalaman nasabah tidak jauh beda dari sebelum lepas," kata Pandji di Pullman Hotel, Jakarta, Rabu (7/8).
Customer experience menjadi penting agar kondisi dan citra bank tidak malah memburuk. Sehingga minimal tingkat kesehatan keuangan dan tata kelola perbankan harus sama seperti saat menempel dengan induk CIMB Niaga.
Pandji mengatakan persiapan sudah dilakukan sejak saat ini meski baru masuk Rencana Bisnis Bank mulai tahun 2020. Persiapan termasuk dari regulasi, standar operasional prosedur, tingkat kepatuhan, dan kinerja keuangan. Menurut Pandji, saat ini pangsa bisnis syariah mencapai 15 persen dari total bisnis CIMB Niaga.
"Targetnya kita bisa mencapai 20 persen hingga sebelum lepas," kata Pandji.
Per Maret 2019, posisi modal inti telah mencapai Rp 3,75 triliun. Dengan tambahan laba sesuai target sekitar Rp 600-700 miliar per tahun maka pada 2020 modal inti Rp 5 triliun akan tercapai.
Sehingga, Pandji mengatakan jika pertumbuhan normal dan sesuai target maka UUS tidak perlu penambahan modal dari induk untuk menjadi Buku III. Kecuali jika kinerja keuangan tidak tumbuh sesuai harapan.