Permainan kartu Pokemon yang dijual sejak Oktober 1996 akan tersedia dalam bentuk digital, menurut The Pokemon Company Jepang kepada Warta Ekonomi, Kamis (8/8/2019).
Perusahaan mengklaim telah menjual lebih dari 27,2 miliar kartu secara global. Di Asia Tenggara, mereka telah menginjakkan kaki di Thailand, Indonesia, dan Singapura.
"Untuk masa ke depannya kami juga akan meluncurkan versi digital dari trading card ini," kata anggota Dewan Direksi The Pokemon Company, Kenjiro Ito ketika datang di peluncuran Pokemon Trading Card di Indonesia hari ini.
Sayangnya, ia tak menyebutkan rincian waktu dari peluncuran kartu versi digital itu. Jika sudah hadir dalam bentuk digital, pemain kartu tersebut dapat memilih bentuk kartu yang ia mainkan; fisik atau digital.
Baca Juga: Perusahaan Konglomerasi Salim Group Boyong Pokemon ke Indonesia, Gandeng Atta Halilintar
Untuk saat ini, kartu Pokemon masih tersedia dalam bentuk fisik, termasuk di Indonesia. "Trading card Pokemon (saat ini) berbentuk medium paper," tambah Ito.
Di Indonesia, The Pokemon Company bermitra dengan Salim Group –perusahaan konglomerasi yang merupakan induk dari Indofood dan Bogasari. Kartu dengan harga Rp20 ribu (booster pack) dan Rp80 ribu (starter deck) itu akan dipasarkan di 17 ribu ritel Indomaret di Tanah Air.
Direktur Eksekutif Salim Group, Axton Salim menyampaikan, "(Penjualan) akan kami mulai dari wilayah Jabodetabek, secara bertahap akan meluas ke wilayah lainnya."
Pokemon mencapai popularitas sejak 2016, saat gim ponsel Pokemon Go mengudara. The Pokemon Company ingin memperkuat franchise di Tanah Air dengan peluang lisensi baru dan memutar ulang tayangan animasinya, menurut laporan Nikkei Asia Review.
Di Thailand, perusahaan itu juga bermitra dengan perusahaan konglomerasi Charoen Pokphand Group pada Februari lalu dan menerbitkan kartu Pokemon dalam bahasa Thailand. Begitu pula di Singapura, The Pokemon Company membuka ritel resmi di Jewel, Bandara Changi.
Baca Juga: Startup Pembuat Pokemon GO Himpun Rp2,71 Triliun
Menurut pemerintah Jepang, pasar konten di Jepang bernilai sekitar 11,8 triliun yen pada 2017. Di tahun yang sama, nilai ekspor penayangan konten seperti animasi bertambah dari 13% pada 2016, menjadi 44,4 triliun yen.
Pasar Asia dikatakan sebagai pasar luar negeri terbesar industri tersebut, bernilai hampir 60% dari total valuasi tersebut.
Selain Pokemon, perusahaan di balik tokoh Hello Kitty, Sanrio tengah mengembangkan taman bermain di Hanoi, Vietnam. Sementara Kumamon, maskot dari distrik Kumamoto juga bermitra dengan perusahaan konglomerasi Thailand, Saha Group untuk menjual produk bermerek Kumamon di sana.