Peluang penyedia layanan digital untuk pencarian indekos masih tinggi. Salah satu platform pencarian indekos, Mamikos, mencatatkan jumlah pencarian di platform bisa lebih besar tiga hingga empat kali lipat dari ketersediaan kamar.
Co-founder Mamikos, Bayu Syeril menyampaikan, akan ada peningkatan kebutuhan sewa dari generasi muda dan terdapat beberapa faktor pemicu.
"Tren di dunia itu ada yang namanya Co-Living, sekarang platform tersebut sedang banyak, di Korea, Jepang. (Jadi), kebutuhan sewa meningkat," kata Bayu kepada Warta Ekonomi di acara diskusi AFTECH, Jumat (9/8/2019).
Baca Juga: Tiap Bulan, 5 Juta Anak Rantau Cari Indekos di Mamikos
Banyaknya populasi muda yang beraktivitas di perkotaan jadi salah satu faktor meningkatnya kebutuhan akan sewa indekos. Belum lagi dengan adanya bonus demografi Indonesia pada 2030, di mana 64% dari 297 juta jiwa merupakan penduduk usia produktif.
Ia menjelaskan, "Angka urbanisasi atau ibaratnya perantau, juga meningkat. Itu juga terjadi dengan penduduk kota tier 3 pindah ke kota tier dua, seperti dari Malang ke Surabaya."
Lebih lanjut, penduduk yang tinggal sendiri (Single Living Person/SLP) juga akan meningkat karena banyaknya generasi muda. Menurut data BPS, saat ini SLP di Indonesia berjumlah 12%, sedangkan negara maju seperti Korea dan Jepang ada di angka 40%.
Baca Juga: Pantau Indekos atau Kontrakan, Juragan Bisa Gunakan Aplikasi Ini
"Kalau dari analisis forecasting kami, di masa depan (SLP di Indonesia) akan bertumbuh dari 12% ke 30%-40%," tambah Bayu.
Hal itu dipengaruhi oleh perubahan pemikiran para anak muda mengenai usia tepat untuk menikah. Di negara Korea dan Jepang, mayoritas penduduk baru berpikir untuk menikah saat berumur 35, menurut Bayu.
"Kalau dulu mungkin 25 sudah mau menikah, ke depannya akan berubah," katanya.
Untuk itu, para pegiat startup pencarian indekos seperti Mamikos perlu menggarap area perkotaan, apalagi jika membidik generasi muda dan produktif.