Mamikos, platform direktori indekos mencatatkan 5 juta pencari indekos setiap bulan. Perusahaan mengklaim, 96% dari jumlah pengunjung itu mengakses platform secara organik alias bukan dengan mengklik iklan.
Perusahaan menganggap, hal itu terjadi karena ketersediaan daftar indekos yang dimiliki serta kekuatan platform mereka yang ada di sistem operasi Android dan iOS, serta situs web.
"Kalau program bagus otomatis dia akan coming to cirlcle. Jadi kekuatan kami ada di supply dan platformnya di android ios web," jelas Co-founder Mamikos, Bayu Syeril ketika ditemui di Menara Satrio, Jumat (9/8/2019).
Baca Juga: Peluang Bisnis Buat Startup Pencarian Indekos Tinggi, Mau Coba?
Mamikos sudah mencatatkan 2 juta kamar indekos hampir di seluruh Indonesia. Untuk memaksimalkan pasokan yang mereka miliki, perusahaan membuat halaman hasil multidimensonal (multidimensional result page) yang meningkatkan peluang situs bisa tampil di laman utama mesin pencarian.
"Kalau cari kosan ada banyak kata kunci, bisa kamar mandi dalam, kos 24 jam, kos kampus, kami buat beberapa page sesuai kata kunci. Intinya segala macam dimensi ada page-nya," papar Bayu.
Mantan VP Marketing Bukalapak itu percaya, pertumbuhan organik mampu meningkatkan kesadaran konsumen terhadap merek Mamikos. Namun, hal itu hanya akan terjadi jika produk yang ditawarkan bisa membuat konsumen puas.
Baca Juga: Tiap Bulan, 5 Juta Anak Rantau Cari Indekos di Mamikos
Bayu berkata, "Kalau orang datang secara organik, experience produk dan puas, itu akan menjadi omongan dan menaikkan brand awareness. Kalau kami lihat trennya, orang yang membicarakan Mamikos itu meningkat secara eksponensial."
Aplikasi Mamikos membantu anak-anak indekos dalam mencari kamar sesuai yang diinginkan, sekaligus mempermudah para pemilik indekos di Indonesia memasarkan kamar indekosnya.
Dalam keterangan resmi pada Senin (29/7/2019), perusahaan mengklaim, okupansi kamar pemilik indekos di platformnya meningkat. Dari yang awalnya 0-40% menjadi 80-100% setelah bergabung ke ekosistem Mamikos.