Rabu 14 Aug 2019 03:33 WIB

Bioavtur Ternyata Telah Dikembangkan di Negara-Negara Ini

Bioavtur dikembangkan di Kalifornia dari minyak goreng bekas.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Friska Yolanda
Boeing 787, Dreamliner
Boeing 787, Dreamliner

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Pemerintah mendorong penggunaan bioavtur untuk penerbangan. Rencananya, bioavtur yang akan diproduksi di Indonesia ini berasal dari crude palm oil (CPO) atau minyak kelapa sawit. Penggunaan biofuel akan membantu mengurangi defisit neraca perdagangan karena impor migas.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin (12/8) telah meminta kementerian terkait mempelajari lebih dalam terkait pengolahan CPO menjadi avtur. Jokowi berharap pengolahan CPO menjadi avtur ini dapat mengurangi jumlah impor avtur. Sehingga juga dapat memperbaiki kondisi defisit neraca perdagangan dan juga defisit neraca transaksi berjalan. 

Baca Juga

Dalam dunia penerbangan global, biofuel avtur ini sudah mulai dikembangkan. Bahkan beberapa pesawat sudah dapat menggunakannya.

Belum lama ini maskapai asal Finlandia, Finnair, telah mengoperasikan penerbangan bertenaga biofuel pertama. Dilansir Aviationweek, Finnair terbang dari San Francisco ke Helsinki pada 5 Agustus menggunakan biofuel. Penerbangan kedua dijadwalkan pada 7 Agustus. 

Penerbangan Airbus A330, yang merupakan bagian dari program pengurangan karbon "Push for Change" Finnair, dioperasikan dengan biofuel campuran 12 persen. Ini memangkas total emisi karbon dioksida untuk dua penerbangan sekitar 32 ton, kata maskapai. Biofuel ini diproduksi di Kalifornia dari minyak goreng bekas atau minyak jelantah.

Pabrikan pesawat AS, Boeing pada Juli 2019 lalu telah menerbangkan pesawatnya Dreamliner 787-9 dari Seattle ke Kairo yang sepenuhnya menggunakan bahan bakar nabati. Penerbangan pengiriman sejauh 10.973 kilometer untuk Egypt Air adalah penerbangan 787 terpanjang yang dilakukan sejauh ini menggunakan biofuel.

Dilansir Simpleflying, Boeing menawarkan opsi untuk menggunakan biofuel pada penerbangan pengiriman pesawat 787. Egypt Air adalah maskapai pertama yang menerima tawaran itu.

Pesawat 787 dirancang agar hemat bahan bakar. Boeing memperkirakan bahwa sejak diperkenalkannya 787 pada 2011, 37 juta pound bahan bakar telah dihemat. Menambahkan biofuel ke dalam campuran bahan bakar akan semakin mengurangi dampak lingkungan 787. 

Sama seperti Finnair, pesawat Boeing yang dioperasikan Egypt Air ini menggunakan biofuel yang dibuat di Kalifornia. Biofuel ini dibuat dari produk sampingan pertanian, dapat dicampur dengan bahan bakar jet biasa, dan tidak memerlukan modifikasi pada pesawat atau mesinnya.

Tidak hanya itu, Bandara Heathrow London juga menyatakan dukungannya dalam produksi biofuel untuk penerbangan. Dalam laporan keuangannya semester I 2019 ini, seperti diberitakan Biomassmagazine, Heathrow meminta Organisasi Penerbangan Sipil International PBB untuk secara spesifik menetapkan target penggunaan biofuel penerbangan, seperti yang direkomendasikan oleh Komisi Transisi Energi.  

Bandara ini juga meminta pemerintah Inggris untuk menginvestasikan sebagian dari hampir 4 miliar poundsterling dalam pendapatan tahunan yang dikumpulkan dari Air Passenger Duty untuk meningkatkan produksi bahan bakar berkelanjutan.

Dalam laporan keuangannya, Heathrow mengatakan telah menginvestasikan lebih dari 100 juta poundsterling dalam mendukung bahan bakar berkelanjutan selama enam tahun terakhir dan berencana untuk melakukan investasi tambahan untuk mencapai infrastruktur bandara nol karbon sebelum 2050. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement