EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) mencatat laba bersih konsolidasi setelah pajak (NPAT) yang dapat diatribusikan kepada pemilik mencapai Rp 1,26 triliun. Pertumbuhan ini meningkat 15 persen dari posisi tahun lalu Rp 1,09 triliun.
Direktur Bank BTPN Dini Herdini mengatakan pertumbuhan tersebut merupakan hasil penggabungan usaha dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI) sejak 1 Februari 2019.
“Fokus melakukan konsolidasi dan integrasi, BTPN menjaga momentum pertumbuhan dengan membukukan kinerja positif. Selain mencetak kenaikan laba, fungsi intermediasi juga terjaga baik dengan tetap memperhatikan kualitas pembiayaan,” ujarnya saat acara Media Briefing Paparan Kinerja Semester I 2019 di Menara Bank BTPN, Jakarta, Rabu (14/8).
Pencapaian ini diimbangi dengan prinsip kehati-hatiaan yang tercermin pada angka rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) pada level 0,8 persen (gross). Adapun rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) terjaga pada level 23,3 persen.
Dengan berbagai perkembangan tersebut juga, Bank BTPN mencatat kenaikan aset sebesar 87 persen dari Rp 99,9 triliun pada Juni 2018 menjadi Rp 187,05 triliun pada Juni 2019.
Di samping menjajaki peluang bisnis baru, Bank BTPN menciptakan inovasi produk dan layanan berbasis digital melalui Jenius, serta melakukan digitalisasi pada existing business. Digitalisasi ini menjadikan BTPN lebih terintegrasi dan lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan nasabah secara cepat, mudah dan aman.
Hingga akhir Juni 2019, total pengguna Jenius mencapai 1,6 juta nasabah atau tumbuh 130 persen dari posisi Juni 2018 sebanyak 704 ribu nasabah.
“Jenis mampu menghasilkan fitur fitur baru yang unik tapi relevan dengan kebutuhan nasabah. Bukan hanya pada keunikan produk, tetapi juga cara melayaninya. Kami meyakini, platform digital ini akan memainkan peran penting dalam pengembangan bisnis ritel dan komersial BTPN pada masa mendatang,” ucapnya.