Kamis 15 Aug 2019 16:10 WIB

Kementan Gerak Cepat Amankan Pangan Jawa Tengah Saat Kemarau

Daerah tidak membiarkan sedikitpun lahan yang menganggur atau tidak tertanami.

Red: EH Ismail
Petani asal Kampung Cilodong, Desa/Kecamatan Bungursari, Purwakarta, saat menanam padi gogo di areal Taman Giri Harja Tajug Gede Cilodong, Rabu (6/3).
Foto: Republika/Ita Nina Winarsih
Petani asal Kampung Cilodong, Desa/Kecamatan Bungursari, Purwakarta, saat menanam padi gogo di areal Taman Giri Harja Tajug Gede Cilodong, Rabu (6/3).

EKBIS.CO,  JEPARA — Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan terus bergerak memitigasi dampak musim kemarau sekaligus mengejar target produksi pangan 2019. Setelah Lampung, Jawa Barat Banten, sesuai arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menyasar provinsi Jawa Tengah guna mengamankan produksi pangan.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika bulan Agustus ini diprediksi menjadi puncak elnino. Kemarau tahun ini diprediksi lebih kering ketimbang 2018. 

Oleh karena itu, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) bersama penanggungjawab Program Upaya Khusus (Upsus) Kabupaten di Sekuro Villages, Jepara, Jawa Tengah, Kamis (15/8). Rakor tersebut dipimpin langsung Dirjen Tanaman Pangan Kementan, Suwandi. 

Hadir pula Kadis Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah Ir. Suryo Banendro, Aster Kodam IV Diponegoro Letkol Infantri Jaelan, S.IP, serta Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan Dandim se-Jawa Tengah. 

Suwandi menginstruksikan agar daerah tidak membiarkan sedikitpun lahan yang menganggur atau tidak tertanami. Lahan bekas sawah dapat ditanami komoditas yang lain seperti padi gogo, jagung, kedelai dll sambil menunggu masa penghujan tiba.

Sebagai contoh, program padi gogo yang telah lama dipraktekkan di Jawa Tengah. Padi gogo diperuntukkan untuk lahan bekas sawah yang tidak memiliki sumber air atau irigasi. “Saat tanahnya masih nyemek-nyemek (basah, red) bekas panen itu bisa langsung ditanami padi gogo se-Jawa Tengah dan Targetnya sebesar 30.000 hektar pada bulan Agustus-September 2019," pinta Suwandi.

Di samping itu, ungkap Suwandi, untuk mencapai target Luas Tambah Tanam (LTT), Kementan berkordinasi atau melibatkan banyak pihak. Termasuk TNI dalam melakukan pendampingan dan menggerakkan babinsa, penyuluh dan petani.

"Keterlibatan TNI ini sangat penting dan besar kontribusinya agar petani menanam padi, jagung, kedelai dan komoditas lainnya mengoptimalkan lahan," ucapnya. 

Di tempat yang sama, Aster IV Kodam Siliwangi Letkol Infanteri Jaelan menambahkan pihaknya juga mengoptimalkan penggunaan tekhnologi alsintan yang terdapat di Kodim dan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. Ini dalam rangka percepatan tanam khususnya membantu mencapai target Luas Tambah tanam. 

Secara personel, babinsa juga siap untuk mendukung, menggerakkan dan mendorong masyarakat untuk segera melakukan penanaman bagi wilayah-wilayah yang memiliki irigasi tetap. "Insya Allah kami dapat menjawab target dari kementerian pertanian," imbuh Jaelan.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Suryo Banendro mengaku optimis target Luas Tambah Tanam di Jawa Tengah dapat tercapai dengan memanfaatkan segala sumber daya yang ada. Selain itu, berkordinasi dengan berbagai stakeholder seperti BPS dan TNI terutama dalam memaksimalkan lahan-lahan yang masih dimungkinkan memiliki sumber air. 

“Namun hasilnya tentu tidak serta merta, karena kondisi kita memang lagi kering," sebutnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement