EKBIS.CO, JAKARTA -- PT PP (Persero) Tbk menilai, pembangunan infrastruktur masih akan masif pasa tahun depan. Pada tahun ini perseroan optimistis dapat memperoleh kontrak baru sebesar Rp 50 triliun.
Direktur Utama PT PP Lukman Hidayat menambahkan kontrak baru sebesar Rp 14,81 triliun hingga semester satu 2019. “Manajemen optimistis target kontrak baru perseroan sampai dengan akhir tahun akan tercapai sebesar Rp 50 triliun,” ujarnya kepada wartawan di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (21/8).
Lukman merinci pencapaian kontrak baru sebesar Rp 14,81 triliun tersebut terdiri dari kontrak baru induk perseroan sebesar Rp 13,15 triliun dan anak usaha sebesar Rp 1,66 triliun. Adapun beberapa proyek besar yang telah dikerjakan perseroan hingga Juni 2019, antara lain RDMP RU V Balikpapan Lanjutan di Kalimantan Timur sebesar Rp 5,88 triliun dan Tol Indrapura-Kisaran di Sumatera sebesar Rp 3 triliun.
Kemudian, proyek Smelter Kolaka Tahap 1 dan 2 sebesar Rp 700 miliar, Pesantren Mualimin Yogya sebesar Rp 470 miliar, Pekerjaan Tambah Runway Soetta Seksi 1 sebesar Rp 455,975 miliar, Kereta Api Makassar Pare-Pare sebesar Rp 450 miliar, Sapras SPBU Rest Area sebesar Rp 334 miliar, Landmark Telkom Universe sebesar Rp 292 miliar, RSUD Soreang sebesar Rp 269 miliar, Infrastruktur Tol Bakauheni sebesar Rp 235 miliar, dan sebagainya.
Hingga Juni 2019, perolehan kontrak baru dari BUMN mendominasi perolehan kontrak baru perseroan dengan kontribusi sebesar Rp 10,01 triliun atau 68 persen, disusul oleh swasta sebesar Rp 3,61 triliun atau 24 persen dan APBN sebesar Rp 1,17 triliun atau delapan persen dari total perolehan kontrak baru. Sedangkan, perolehan kontrak baru berdasarkan jenis atau tipe pekerjaan, yaitu Oil and Gas sebesar 40 persen, gedung sebesar 24 persen, jalan dan jembatan sebesar 22 persen dan industri sebesar enam persen yang merupakan empat kontributor utama dari portofolio kontrak baru perseroan sampai dengan Juni 2019 dengan total kontribusi sebesar 92 persen. Sisanya dikontribusi oleh Airport sebesar tiga persen, kereta api sebesar tiga persen dan irigasi dan Power Plant, masing-masing sebesar satu persen. Novita Intan