Rabu 21 Aug 2019 15:38 WIB

Mendag: Protes Biodiesel RI Belum Direspons WTO

Eropa memberlakukan bea masuk untuk biodiesel asal Indonesia sebesar 8-18 persen.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Friska Yolanda
Kelapa sawit yang akan diolah menjadi minyak goreng dan diekspor ke berbagai negara
Foto: Humas Kementan
Kelapa sawit yang akan diolah menjadi minyak goreng dan diekspor ke berbagai negara

EKBIS.CO,  NUSA DUA -- Indonesia telah melayangkan protes ke World Trade Organisation (WTO) pada pekan lalu terkait adanya pemberlakuan bea masuk sementara untuk biodiesel asal Indonesia sebesar 8-18 persen yang berlaku 14 Agustus 2019 di Eropa. Terkait hal ini, pemerintah mengaku protes tersebut belum direspons WTO.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, hingga saat ini protes yang dilayangkan itu masih belum direspons. Menurutnya, memerlukan waktu sekitar satu hingga dua minggu atas respons protes yang dilayangkan.

Baca Juga

"Ya belum (direspons) ya. (Respons) itu juga mesti ditunggu satu minggu, dua minggu, baru direspons," kata Enggar saat ditemui di Nusa Dua, Bali, Selasa (21/8).

Kendati demikian Enggar mengatakan bahwa respons dari protes itu tergantung dari WTO. Menurut dia saat ini pemerintah telah menyampaikan keberatan kepada Uni Eropa. Sebagai catatan, Uni Eropa mengenakan tarif terhadap produk biodiesel asal Indonesia karena menganggap pemerintah telah memberi subsidi besar-besaran pada eksportir. Tuduhan tersebut direspons pemerintah RI dengan melayangkan surat keberatan.

Selain itu, saat ini pemerintah juga menyiapkan aksi balasan atau retaliasi dengan mengajak importir memasok produk olahan susu selain dari Eropa.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement