Rabu 21 Aug 2019 15:47 WIB

TPID Solo Sidak Harga Cabai di Pasar Legi

Harga cabai rawit merah mengalami penurunan dari Rp 80 ribu menjadi Rp 75 ribu per kg

Rep: Binti Sholikah/ Red: Friska Yolanda
Aktivitas pedagang cabai di Pasar Legi, Solo, Rabu (21/8). Harga cabai di Pasar Legi sudah mulai turun sejak pekan lalu.
Foto: Republika/Binti Sholikah
Aktivitas pedagang cabai di Pasar Legi, Solo, Rabu (21/8). Harga cabai di Pasar Legi sudah mulai turun sejak pekan lalu.

EKBIS.CO,  SOLO -- Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Solo melakukan inspeksi harga cabai di Pasar Legi, Solo, Rabu (21/8). Dari sidak tersebut ditemukan tren harga cabai sudah mengalami penurunan. 

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo, Bambang Pramono, mengatakan, harga cabai rawit merah mengalami tren penurunan dari Rp 80 ribu menjadi Rp 75 ribu per kilogram. Meski demikian, TPID berupaya mencari solusi agar ke depan harga cabai tidak mengalami fluktuasi terlalu tinggi.

Baca Juga

"Kita jaga jangan sampai harga tidak terlalu tinggi karena itu keuntungan buat petani," kata Bambang kepada wartawan seusai sidak.

Dia menjelaskan, TPID akan melakukan asesmen dari hasil pemantauan harga di Pasar Legi. Salah satu opsi ke depan dengan memperbanyak klaster cabai. Dengan memperbanyak klaster diharapkan kebutuhan cabai di wilayah Solo Raya bisa terpenuhi.

Selain itu, TPID akan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian terkait teknologi budidaya yang perlu dikembangkan di wilayah yang akan dijadikan klaster. Jika perlu, dilakukan kerjasama antara Dinas Pertanian dan perguruan tinggi untuk menjaga produksi cabai, khususnya jenis rawit merah yang fluktuasi harganya paling tinggi. 

Di samping itu, menurutnya pemerintah perlu memberikan perhatian tidak hanya pada saat harga tinggi, melainkan juga pada saat harga rendah. Kehadiran pemerintah bisa dilakukan dalam bentuk adanya industri pengolahan, industri penyimpanan atau gudang, serta teknologi. 

"Ketika tidak musim, ada teknologi tanam musim kemarau. Pada saat barang banyak, pengolahan yang penting kemudian bisa dijual tidak hanya di Solo tapi bisa antar daerah, perdagangan antar provinsi. Kalau sudah barangnya banyak semua, ya dibawa keluar diolah menjadi bentuk lain," papar Bambang. 

Bambang melihat, volatilitas harga pangan tergantung pada teknologi budidaya dan musim. Dalam menyiasati musim diperlukan pergudangan yang bagus, distribusi bagus, serta informasi stok di suatu tempat antar wilayah supaya distribusi lancar.

Sementara itu, seorang distributor cabai di Pasar Legi, Iwan Guruh Prasetyo, menyatakan menjual berbagai jenis cabai dengan berbagai kualitas. Harga cabai rawit merah dari distributor Rp 71 ribu sampai Rp 73 ribu per kilogram. Harga tersebut sudah turun dari semula Rp 74 ribu sampai Rp 75 ribu per kilogram. 

Harga cabai rawit hijau sebesar Rp 17 ribu per kilogram yang tadinya di atas Rp 20 ribu. Cabai merah keriting Rp 48 ribu dari semula Rp 55 ribu per kilogram. Kemudian, cabai merah besar harganya Rp 25 ribu sampai Rp 36 ribu dari semula di atas Rp 40 ribu per kilogram.

"Harganya mulai turun sejak pekan lalu," kata Iwan. 

Iwan mengaku terkadang mengalami kesulitan pasokan pada saat harga cabai tinggi. Terlebih, mayoritas cabai didatangkan dari Jawa Timur. Dia menyebut, pasokan cabai bisa turun hampir 50 persen.

"Daya beli masyarakat juga menurun. Biasanya beli 10 kilo ini beli lima kilo, biasanya beli lima kilo ini dua kilo karena harganya mahal. Untuk menyiasati, beli cabai kering itu kan murah," imbuhnya. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement