Jumat 23 Aug 2019 18:20 WIB

IAEI Komitmen Jadikan Indonesia Pusat Ekonomi Syariah Global

Indonesia memiliki potensi untuk menjadi pusat ekonomi syariah global.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolanda
Wakil Presiden terpilih yang juga Ketua Dewan Pertimbangan DPP Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) KH Ma'ruf Amin (tengah) berbincang bersama Ketua Umum IAEI yang juga Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro (tiga kiri), Menteri Keuangan Sri Mulyani (tiga kanan), Gubernur BI Perry Warjiyo (kanan), Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso (dua kanan),Ketua KNKS Ventje Raharjo (dua kiri) dan Sekjen IAEI Munifah Syanwani (kiri) sebelum panel diskusi dalam rangkaian acara Muktamar IV IAEI di Jakarta, Jumat (23/8).
Foto: Republika/Prayogi
Wakil Presiden terpilih yang juga Ketua Dewan Pertimbangan DPP Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) KH Ma'ruf Amin (tengah) berbincang bersama Ketua Umum IAEI yang juga Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro (tiga kiri), Menteri Keuangan Sri Mulyani (tiga kanan), Gubernur BI Perry Warjiyo (kanan), Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso (dua kanan),Ketua KNKS Ventje Raharjo (dua kiri) dan Sekjen IAEI Munifah Syanwani (kiri) sebelum panel diskusi dalam rangkaian acara Muktamar IV IAEI di Jakarta, Jumat (23/8).

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) menggelar Muktamar Ke- IV dengan tema 'Indonesia Menuju Pusat Ekonomi dan Keuangan Islam Dunia' pada Jumat (23/8). Kegiatan yang diisi dengan diskusi dan seminar ini digelar selama tiga hari hingga Ahad untuk pemilihan ketua IAEI baru.

Sekretaris Jenderal IAEI, Munifah Syanwani menyampaikan muktamar ini bertujuan menjaring gagasan-gagasan baru untuk pengembangan ekonomi syariah. Pasalnya, Indonesia berkomitmen pada ekonomi syariah dan menjadikannya arus baru perekonomian global. 

Baca Juga

"Ekonomi Indonesia perlu didorong ke arah pengembangan ekonomi dan keuangan syariah serta menjadi pemain kunci dalam ekonomi syariah global," kata dia di Ritz Carlton, Jakarta Selatan, Jumat (23/8).

Menurutnya muktamar Ke-IV ini fokus mengkaji dan mengusung upaya menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi dan keuangan Islam terbesar di dunia. Indonesia memiliki potensi untuk mengarah ke sana.

Potensi ekonomi syariah diperkirakan mencapai 2,3 triliun dolar AS. Produk dan jasanya mencakup beberapa sektor, di antaranya makanan, bahan dan zat adiktif, kosmetik, makanan hewan, obatobatan dan vaksin, keuangan syariah, farmasi, dan logistik, 

Melihat potensi yang sangat besar di berbagai sektor barang dan jasa tersebut, Indonesia berpeluang menjadi pasar produk halal terbesar di dunia sekaligus menjadi produsen 

produk halal terbesar di dunia. Hal ini dikarenakan Indonesia berada di posisi strategis sebagai halal superhighway link// dalam global //halal supply chain. 

Potensi sektor perekonomian halal lain yang dapat dikembangkan oleh Indonesia adalah setor pariwisata halal. Merujuk pada data pariwisata halal global saat ini menunjukkan Indonesia menempati peringkat keempat sebagai negara dengan turis muslim terbesar dengan nilai mencapai 9,7 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 141 triliun.

Menurutnya, Indonesia harus mampu memanfaatkan sektor industri halal seperti negara Malaysia, Uni Emirat Arab dan Turki. Sehingga perlu perlu sumber daya manusia yang berkualitas di bidang ekonomi dan keuangan Islam guna menangkap peluang yang terbuka tersebut. 

"Serta diperlukan juga kebijakan dan regulasi yang mendukung, faktor kesiapan infrastruktur dalam membentuk ekosistem halal menjadi kunci keberhasilan pengembangan ekonomi syariah ini," katanya.

Muktamar IAEI dihadiri oleh Ketua Dewan Pertimbangan DPP IAEI Ma’ruf Amin, Menteri PPN/Bappenas, Ketua Umum IAEI Bambang Brodjonegoro, Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan Halim Alamsyah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement