Sabtu 24 Aug 2019 00:25 WIB

Negara Tetangga Siap Rilis 5G, Indonesia Mengapa Belum?

Pemerintah diharapkan bisa mengalokasikan frekuensi jaringan 5G dalam waktu dekat

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Negara Asia Tenggara Lain Sudah Siap Rilis 5G, Indonesia Masih Belum Bisa Karena.... (FOTO: TechCrunch)
Negara Asia Tenggara Lain Sudah Siap Rilis 5G, Indonesia Masih Belum Bisa Karena.... (FOTO: TechCrunch)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, Korea Selatan, China, Eropa, dan Australia telah meluncurkan jaringan 5G komersial. Tak mau kalah, negara Asia Tenggara, seperti Singapura, Vietnam, Thailand, dan Malaysia juga akan merilis jaringan 5G komersial pada 2019 dan 2020. Lantas, bagaimana dengan Indonesia?

Director Government Affair for South East Asia & Pacific, Qualcomm, Nies Purwati mengatakan, belum dialokasikannya frekuensi untuk 5G di Indonesia jadi salah satu tantangan meluncurnya 5G di Tanah Air. Ada beberapa kandidat frekuensi 5G menurut Qualcomm, di antaranya 3,5 Ghz, 26 Ghz, dan 28 Ghz. 

"Regulator di sini sudah mulai identify spektrum 5G yang cocok dengan Indonesia, tapi kan ada masalah sendiri," kata Nies ketika Warta Ekonomi temui, Kamis (22/8/2019).

Baca Juga: Qualcomm-ITB Bahas Potensi 5G untuk Indonesia

Masalah atau tantangan itu berkaitan dengan penggunaan spektrum 3,5 Ghz untuk satelit, yang berfungsi sebagai penyambung konektivitas area yang tak terjangkau jaringan internet. Padahal, frekuensi tersebut sudah terharmonisasi secara global sehingga biaya investasinya akan lebih murah.

Senior Government Affair for SEA and Pacific, Qualcomm, Alex Orange berujar, "Kalau Indonesia pilih spektrum yang sudah diharmonisasi secara global, itu akan lebih murah dibanding menggunakan spektrum khusus karena perangkat dan jaringan harus dikustomisasi lagi."

Meskipun begitu, Qualcomm tetap berharap pemerintah bisa mengalokasikan frekuensi jaringan 5G dalam waktu dekat. Sebab, proses setelah alokasi frekuensi pun akan memakan waktu cukup lama.

Apalagi jika Indonesia memutuskan menggunakan frekuensi 3,5 Ghz tanpa menghentikan penggunaan satelit. Artinya, harus ada penentuan standar agar operasional satelit dan jaringan 5G tak saling mengganggu.

Baca Juga: Smartfren Uji Coba 5G di Industri Manufaktur

"Setelahnya baru deployment. Semakin cepat dialokasikan frekuensinya, semakin baik," imbuh Nies.

Pemerintah Indonesia akan berpartisipasi dalam Konferensi Radio Dunia (WRC) 2019 pada November guna membahas isu spektrum. 5G dinilai akan jadi faktor penggerak strategi industri 4.0 dan inisiatif Making Indonesia 4.0.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement