EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko atas nama Menteri Keuangan menetapkan hasil penjualan Sukuk Negara Tabungan (Sukuk Tabungan) seri ST005. Total volume pemesanan pembelian ST005 yang telah ditetapkan adalah sebesar Rp 1,96
triliun.
Jumlah investor sebanyak 10.029 orang. Hasil pemesanan ini melebihi total target peniualan 22 mitra distribusi (midis) yang sebesar Rp 1, 707 triliun. Rata-rata volume pemesanan ST005 sebesar Rp 196 juta, merupakan keritelan terbaik sepanjang penerbitan SBN Ritel online maupun offline.
Investor milenial merupakan investor terbanyak pada ST005 yaitu 5.393 investor yang merupakan persentase tertinggi sepanjang penerbitan Sukuk Tabungan. Generasi Z atau dibawah 19 tahun yang berinvestasi pada ST005 sebanyak 23 investor dengan jumlah Rp 5,51 miliar.
Jumlah tersebut menurun cukup signifikan dibandingkan dengan ST004 yang sebanyak 32 investor dengan nilai Rp 5,75 miliar. Adapun rata-rata pembelian generasi Z pada ST005 sebesar Rp 239 juta sedangkan ST004 sebesar Rp180 juta.
Wilayah lndonesia Bagian Barat selain DKI Jakarta mendominasi pemesanan dari sisi jumlah investor sebesar 59 persen. Sedangkan Wilayah DKI Jakarta mendominasi pemesanan dari sisi total volume sebesar 49,73 persen.
Pegawai swasta mendominasi pemesanan dari sisi jumlah investor sebanyak 3.613 investor sebesar 36,03 persen. Sedangkan Wiraswasta mendominasidari sisi volume sebesar Rp 553,72 miliar sebesar 33,31 persen.
lnvestor baru ST005 sebanyak 4.589 investor. Mayoritas berasal dari wilayah lndonesia Bagian Barat, di luar DKI Jakarta sebanyak 2.893 investor atau 68,04 persen dan didominasi oleh generasi Milenial sebesar 2.752 investor atau 59,97 persen.
Channel pembayaran yang paling diminati investor adalah internet banking 52,05 persen. Midis dengan keritelan terbaik adalah lnvestree dengan Rp 11 juta per investor. Investor yang setia membeli Sukuk Tabungan online (ST002, ST003, STOO4, dan ST005) yakni sebanyak
409 investor.
Selain capaian positif di atas, Pemerintah dan Mitra Distribusi masih menghadapi tantangan unluk meningkatkan partisipasi investor di wilayah lndonesia Bagian Tengah dan Timur yang masih relatif rendah. Untuk itu, ke depannya Pemerintah akan terus melakukan upaya aktif untuk semakin meningkatkan partisipasi investor di wilayah tersebut.