EKBIS.CO, JAKARTA -- Perubahan besar telah terjadi pada pembangunan nasional di sektor pertanian. Salah satunya adalah peningkatan ekspor sejumlah komoditas pertanian Indonesia hingga menembus pasar negara-negara di dunia.
Demikian disampaikan Senator Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Provinsi Sumatera Utara, Parlindungan Purba, menyimak perkembangan kinerja ekspor pertanian. "Yang saya tahu pertanian sekarang kin melonjak ekspornya. Saya juga tahu ada peningkatan investasi. Sudah sewajarnya kita mengapresiasi Menteri Pertanian," ujar dia.
Parlindungan menilai peningkatan ekspor komoditas pertanian berkaitan erat dengan kebijakan yang dikeluarkan Kementan. Di antaranya, adanya deregulasi sejumlah aturan yang selam ini dinilai rumit. Lalu penyediaan bibit dan benih yang berkualitas, pemanfaatan alat mesin pertanian (alsintan) dan pendekatan lobi-lobi dengan berbagai negara.
Parlindungan menyontohkan perizinan ekspor yang dinilainya sekarang lebih dibandingkan di masa dulu. Apalagi sekarang bisa melalui online dengan waktu proses hanya 3 jam. Dan ini sekarang sudah diadopsi daerah. "Makanya harus diapresiasi," katanya.
Menurut Parlindungan, kebijakan ini berdampak baik pada percepatan dan peningkatan produksi di sejumlah daerah. Di Sumatera Utara misalnya, pemerintah setempat mendulang pengembangbiakan domba hingga bisa diekspor ke Malaysia. "Cara-cara kerja ini cocok untuk mengubah wajah pertanian Indonesia," ujarnya menegaskan.
Pertengahan Juli lalu Presiden Joko Widodo juga menginstruksikan pada seluruh pembantunya di Kabinet Kerja, agar memberi kemudahan-kemudahan untuk membuka peluang sebesar-besarnya pada potensi ekspor dan datangnya investasi. Keduanya merupakan motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional.
Berdasarkan catatan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) Kementan, nilai ekspor pertanian meningkat tajam. Selama periode 2014-2018 total nilai ekspor pertanian Indonesia sebesar Rp 1.957,8 triliun. Angka itu meningkat 26,3 persen dibandingkan total nilai ekpsor pertanian periode sebelumya (2009-2013) sebesar Rp 1.549,5 trilun.
Kepala Pusdatin Ketut Kariyasa optimistis, tahun ini ekspor pertanian mampu melebihi 2018. Sampai dengan semester I (Januari–Juni) 2019, jumlah ekspor pertanian mencapai 19,8 juta ton. Adapun periode yang sama tahun lalu sebesar 18,9 juta ton. Dengan demikian, ada peningkatan ekspor pertanian 4,76 persen.