EKBIS.CO, PURWAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong perbankan untuk melakukan jemput bola ke sekolah-sekolah. Tujuannya, mengajak pelajar supaya segera memiliki rekening bank pribadi.
Berdasarkan survei yang dilakukan 2016 lalu, pelajar yang memiliki rekening di perbankan masih cukup rendah. Alhasil, partisipasinya perlu mendapat dorongan.
Kepala Bagian OJK Regional 2 Jabar Riwin Mirhadi, mengatakan, pada 2019 ini OJK menggulirkan program one student one account. Hal ini, harus bisa disambut oleh perbankan. Karena itu, pihaknya mendorong seluruh perbankan untuk melakukan jemput bola ke sekolah-sekolah. Guna, meningkatkan partisipasi pelajar dalam hal memiliki rekening pribadi.
"Program ini, bagian dari literasi keuangan," ujar Riwin, kepada Republika.co.id disela-sela acara CIMB Niaga Ayo Menabung dan Berbagi (AMDB) di SMAN I Purwakarta, Rabu (28/8).
Menurut Riwin, berdasarkan hasil survei pada 2016, masyarakat Indonesia yang memiliki rekening di perbankan baru 60 persen. Dari jumlah tersebut, masih banyak yang tidak aktif. Serta, baru separonya yang paham mengenai maksud dan manfaat dari menabung.
Karena itu, partisipasi ini perlu mendapat dorongan. Termasuk, di kalangan pelajar. Mengingat, sampai saat ini masih banyak pelajar di Indonesia yang belum memiliki rekening di bank.
Apalagi, lanjut Riwin, saat ini tren kebiasaan menabung di kalangan pelajar mengalami penurunan. Bahkan, saat ini pelajar sudah terbiasa berperilaku konsumtif. Terutama, di zaman serba online ini.
Dengam begitu, kebiasaan menabung yang pernah jaya di zaman dulu, harus ditingkatkan lagi. Salah satunya, perbankan harus berani mengambil langkah dengan mendatangi sekolah-sekolah.
Misalkan, setiap sebulan sekali perbankan keliling sekolah, untuk memberikan layanan transaksi keuangan. Atau, jika di daerah peloksok, menabungnya bisa dikolektifkan ke guru.
"Pelajar ini, sangat potensial. Apalagi, jumlahnya di Indonesia lebih dari 50 juta siswa," ujarnya.
Karena itu, OJK sangat mengapresiasi dengan terobosan PT Bank CIMB Niaga Tbk, dalam menggulirkan program ayo menabung dan berbagi (AMDB) dengan sasaran pelajar. Terobosan ini, bisa diadopsi oleh perbankan lainnya yang belum memiliki program serupa.
Secara terpisah, Eza Eldi Kusuma (15 tahun), pelajar Kelas 11 SMKN I Kiarapedes, mengaku, sampai saat ini dirinya belum memiliki rekening pribadi di bank. Sebab, belum berminat. Serta, uang saku yang diberi kedua orang tuanya hanya pas untuk jajan serta ongkos transportasi saja.
"Belum punya. Tapi, saya selalu nabung di sekolah, dengan tabungan khas pelajar," ujar dia.