Kamis 05 Sep 2019 09:23 WIB

Kementan Tanam Padi Gunakan Drone di Lahan Rawa

Penanaman padi dengan drone sebagai upaya nyata percepatan tanam di musim kemarau.

Red: Gita Amanda
Penanaman benih dengan drone yang dilakukan Kementan menghemat waktu dan biaya para petani.
Foto: Kementan
Penanaman benih dengan drone yang dilakukan Kementan menghemat waktu dan biaya para petani.

EKBIS.CO, BANYUASIN -- Kementerian Pertanian (Kementan) kembali mencetak sejarah baru memajukan sektor pertanian. Kali ini melakukan penanaman padi dengan menggunakan drone tebar benih di lahan rawa hasil Program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) seluas 3.591 hektare di Desa Muara Padang, Kecamatan Muara Padang, Banyuasin, Sumatera Selatan, Rabu (4/9) lalu.

Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Kementan, Andi Nur Alam Syah, sekaligus Penanggung Jawab Program Serasi Sumatra Selatan menjelaskan penanaman padi seluas 3.591 hektare ini merupakan bagian dari total target penanaman padi 200 ribu hektare di seluruh Provinsi Sumatra Selatan hingga Oktober 2019. Penanaman padi menggunakan drone ini merupakan upaya nyata percepatan tanam dan mendongkrak luas tanam di musim kemarau yang tengah berlangsung.

Baca Juga

"Arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Sumatra Selatan ini menjadi lumbung pangan nasional lewat optimalisasi lahan rawa, pastinya dengan Program Serasi. Tanam padi menggunakan drone ini dapat mempercepat tanan. Pengolahan lahan dan panennya menggunakan mekanisasi modern juga. Jadi pasti cepat kita bangun lumbung pangan," kata Andi Nur Alam di lokasi tanam padi, seperti dalam siaran persnya.

Lebih lanjut Pria asal Pinrang Sulawesi Selatan ini membeberkan drone penebar benih memiliki keunggulan yang mampu menebar benih untuk satu hektare lahan hanya butuh waktu satu jam dengan kapasitas 50 sampai 60 kilogram (kg) per hektare. Namun jika dibandingkan dengan cara manual, memakan waktu cukup lama dan tenaga kerja yang banyak.

"Kalau tebar padi manual itu, per hektarenya butuh waktu empat jam yang dikerjakan satu orang. Jadi perbandinganya cukup jauh, bahkan biaya lebih efisien," ujarnya.

Andi Nur Alam menambahkan drone penebar benih ini juga mampu bekerja mandiri sesuai pola atau alur yang sudah dibuat pada perangkat Android dan dipandu oleh GPS. Drone ini mampu melakukan resume operation, sehingga operation yang tertunda dapat dilanjutkan kembali sehingga tidak terjadi overlap dalam penanaman dan dilakukan secara otomatis.

"Ketahanan batere mampu operasi selama 20 menit dengan kapasitas angkut maksimal enam kilogram benih padi," ungkapnya.

photo
Melalui Program Serasi, Kementan melakukan penanaman benih dengan menggunakan drone.

Dengan adanya percepatan tanam ini membuat optimal kerja alat mesin pertanian seperti traktor dan escavator. Awalnya menurut Andi Nur Alam, alat tersebut hanya bekerja delapan jam per hari menjadi 16 jam per hari. "Yang lebih penting lagi semangat petani semakin berkobar bekerja," sambungnya.

Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikuktura Provinsi Sumatera Selatan, Ilfantria, menegaskan dengan adanya kegiatan Program Serasi Kementan, petani semakin semangat dan optimistis meningkatkan produksi dan pendapatan. Hal ini sejalan dengan program Pemerintah Provinsi Sumatera dalam mengurangi angka kemiskinan.

"Adanya Program Serasi, selain bantuan alat mesin pertanian modern, juga dibangun tanggul, saluran tersier, saluran konektivitas, pompa dan pintu air. Apalagi setelah kedatangan Pak Menteri Pertanian minggu lalu, benar-benar membakar semangat petani untuk bekerja lebih giat," tegasnya.

Infantria menambahkan adanya Program Serasi otomatis meningkatkan luas tanam dan indeks pertanaman. Total luas lahan sawah Provinsi Selatan mencapai 739.395 hektare, sebagianya hanya bisa ditanam satu kali setahun, namun kini menjadi dua sampai tiga kali setahun.

"Selain itu, keberhasilan Program Serasi di Sumatera Selatan ini telah membangun sinergitas antara dinas pertanian, penyuluh, Usaha Pelayanan Jasa Alat (UPJA) mesin pertanian atau brigade dan TNI. Sinergitas ini sangat penting sebagai modal membangun korporasi di sektor pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan petani," terangnya.

Ifantria mengatakan tahun 2020 nanti ia berharap bisa dituntaskan lagi sisa lahan rawa yang belum digarap. "Kami optimistis bisa capai (target yang diberikan Mentan)," ujarnya.

photo
Penanaman benih dengan drone yang dilakukan Kementan menghemat waktu dan biaya para petani.

Masih di tempat yang sama, Zaenuddin Arifin, petani sekaligus Koordinator Lapangan UPJA Kecamatan Air Salek, Banyuasin mengaku benar-benar merasakan manfaat akan adanya Program Serasi Kementan. Dari kehadiran drone tebar benih saja, dapat menghemat tenaga kerja, biaya dan waktu.

Mereka juga mendapatkan bantuan traktor roda empat sebanyak 14 unit. Penanaman padi menjadi cepat dan biaya yang dikeluarkan hemat.

"Penanaman satu hektare itu kalau manual butuh waktu empat jam, dikerjakan satu orang dan tebar benihnya kurang merata, setelah tumbuh juga harus disulam 15 sampai 20 hari. Tapi pakai drone cukup satu jam saja," tambah Zaenudin.

photo
Penanaman benih dengan drone yang dilakukan Kementan menghemat waktu dan biaya para petani.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement