Warta Ekonomi.co.id, Jakarta -- Demo akbar yang terjadi di Hong Kong telah merugikan banyak pihak. Salah satunya adalah keluarga miliarder di sana, keluarga Kwok. Pasalnya, mal milik mereka dijadikan ‘basecamp’ alias tempat terfavorit pendemo untuk unjuk rasa.
Akibatnya, kekayaan keluarga Kwok menurun hingga miliaran dolar AS. Seperti yang diwartakan Bloomberg, keluarga Kwok merupakan pengusaha pengembang terbesar di Hong Kong, yakni Sun Hung Kai Properties.
Masyarakat di Hong Kong marah besar akibat melonjaknya harga tempat tinggal. Itulah alasan mereka kompak menyerbu para pengembang properti di sana.
Baca Juga: Demonstrasi Berkepanjangan, Pemimpin Hong Kong Siap Mundur
"Itu adalah salah satu alasan masyarakat merasa frustasi. Mereka tidak bisa melakukan apapun demi memengaruhi kebijakan pemerintah, terutama kebijakan pertanahan. Itulah mengapa para pemuda tak mampu membeli rumah sendiri. Kemarahan mereka pun semakin memanas," ujar Alice Poon, penulis Land and the Ruling Class in Hong Kong sekaligus mantan asisten Kwok Tak-seng.
Keluarga Kwok terdampak demo karena minat menyewa apartemen jadi berkurang di Hong Kong. Selain itu, mal-mal yang dibangun oleh Sun Hung Kai Properties juga jadi arena demo.
Baca Juga: China Tak Mau Ikut Campur dengan Kirim Pasukan Militer ke Hong Kong, Alasannya. . .
Pada 14 Juli lalu, polisi anti-huru hara bentrok dengan pendemo di New Town Plaza milik Sun Hung Kai Properties. Bercak-bercak darah pun terlihat di lantai bersama botol plastik dan payung.
Pihak pendemo marah kepada Sun Hung Kai Properties yang dituduh sengaja memanggil polisi masuk ke mal, namun pihak pengembang membantah tuduhan itu. Mal memang menjadi "benteng" bagi pendemo Hong Kong karena polisi dianggap tak punya otoritas untuk masuk ke area mal untuk meringkus pendemo.
Sementara itu, harta kekayaan milik keluarga Kwok saat ini tercatat sebesar US$38 miliar atau sekitar Rp541 triliun. itu sebabnya keluarga Kwok tercatat sebagai keluarga terkaya di Asia Timur dan Tenggara.