EKBIS.CO, JAKARTA -- Keluarga Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (Kafegama) menggelar Indonesia Fintech Forum 2019 (IFF 2019) pada Rabu (4/9). IFF 2019 digelar dengan mengusung tema percepatan tranformasi digital ekonomi.
Kegiatan ini digelar oleh Kafegama Periode Kepengurusan 2018-2021 yang diketuai oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dan Sekretaris Umum, Friderica Widyasari Dewi. Acara ini merupakan bentuk kepedulian KAFEGAMA terhadap perkembangan ekonomi digital serta mendorong akselerasi industri keuangan digital di Indonesia.
Dihadiri oleh lebih dari 1200 peserta, IFF 2019 yang dibuka oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution yang mewakili Presiden RI Joko Widodo. Dalam sambutannya, Darmin Nasution mengapresiasi dan menyambut baik Indonesia Fintech Forum 2019 yang diselenggarakan oleh Kafegama. “Melalui kegiatan ini, para regulator, perbankan, investor dan pelaku usaha fintech dapat dipertemukan untuk bersama-sama mempercepat proses inklusi keuangan digital di Indonesia”, ujar Darmin.
Dalam sambutannya, Ketua Umum Kafegama Perry Warjiyo mengungkapkan bahwa saat ini perkembangan ekonomi keuangan digital di Indonesia juga sudah mengubah kehidupan di sektor riil. Berbagai inovasi digital di beberapa sektor industri terbukti dapat mempercepat dan memotong proses yang selama ini memakan waktu lama.
“Hadirnya inovasi-inovasi digital di bidang ekonomi dapat mempercepat inklusi keuangan dan ekonomi kita yang saat ini baru mencapai 51 persen. Melalui fintech juga diharapkan lebih dari 60juta UMKM yang saat ini belum tersentuh perbankan atau financial services dapat membantu mendorong perekonomian Indonesia”, tutup Perry.
Acara ini juga mengadakan sesi panel discussion bertema “Shaping the Future of Indonesia Fintech Industry” dengan pembicara Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Sugeng, Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kemendagri, Zudan Arif Fakrulloh, Deputi Komisioner OJK Institute dan Keuangan Digital, Sukarela Batunanggar, dan dimoderatori Direktur Utama Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo sebagai salah satu pelaku industri perbankan yang berkontribusi dalam perkembangan fintech di Indonesia.
Selain menghadirkan regulator, Kafegama juga menghadirkan ahli dan founder dari pelaku usaha rintisan (startup) yang ada di Indonesia. Sesi panel discussion kedua mengangkat tema "The Untold Story: Why We Survive" dengan menghadirkan pembicara diantaranya SVP Traveloka, Alvin Kumarga, CEO Modalku, Reynold Wijaya, CEO & Co-Founder TaniHub, Pamitra Wineka dan CEO Modal Rakyat, Stanislaus Tandelilin serta dimoderatori oleh CEO & Co-Founder KataData, Metta Dharmasaputra.
Selain itu acara ini juga memberi kesempatan kepada usaha rintisan yang ada untuk dapat menyampaikan atau mempresentasikan ide yang dimiliki melalui pitching competition yang juga merupakan salah satu agenda dalam IFF 2019. Terdapat kurang lebih 100 startup yang mendaftar untuk selanjutnya diseleksi oleh panitia dan dewan juri sehingga menghasilkan 8 pilihan startup yang memenuhi kriteria seleksi.
Dewan juri yang dihadirkan merupakan individu yang telah memiliki banyak pengalaman di industri keuangan dan startup diantaranya Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK, Nurhaida, CEO PT Mandiri Capital Indonesia, Eddi Danusaputro, Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), Adrian Gunadi serta Direktur Bisnis Konsumer BNI, Anggoro Eko Cahyo. Delapan (8) startup yang ikut berkompetisi akan berhadapan satu dengan lainnya untuk memperebutkan capital injection sebagai hadiah dalam pitching competition ini.
Adapun pemenang pitching competition Kafegama Indonesia Fintech Forum 2019, adalah Halofina, start up asal Bandung yang merupakan aplikasi perencanaan keuangan personal berhasil meraih juara pertama. Peringkat kedua, Crowde sebagai platform peer to peer landing untuk petani serta peringkat ketiga adalah Portofolio, aplikasi trading untuk pemula.
CEO & Co-Founder Halofina, Adjie Wicaksana mengapresiasi Kafegama sebagai inisiator dari Indonesia Fintech Forum 2019 yang dinilai berhasil memberikan edukasi bagi para pelaku start up di Indonesia. "Melalui ajang ini, kami dapat langsung bertemu dengan para regulator, investor dan sharing dengan pelaku start up lainnya", ujar Adjie yang merupakan lulusan ITB dan University of Southern California ini.