Rabu 11 Sep 2019 09:12 WIB

Ratusan Karyawan Bukalapak Kena PHK, Rudiantara: Wajar Saja

Pemutusan hubungan kerja menimpa beberapa divisi di Bukalapak

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Ratusan Karyawan Bukalapak Kena PHK, Rudiantara: Itu Mah Biasa!. (FOTO: Wahyu Putro A)
Ratusan Karyawan Bukalapak Kena PHK, Rudiantara: Itu Mah Biasa!. (FOTO: Wahyu Putro A)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta -- Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menganggap wajar dilakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan yang dilakukan oleh Bukalapak. "Wajar saja, sesuatu yang dalam dinamika yang cepat begini," kata Rudiantara dikutip dari Antara ditemui usai menghadiri Digital Diplomacy di Jakarta, Selasa.

Baca Juga: Dikabarkan PHK Ratusan Karyawan, Bukalapak: Tentu Sudah Lazim

Baca Juga

Akibatnya ratusan karyawan terdampak kebijakan penataan internal Bukalapak.

Pemutusan hubungan kerja menimpa beberapa divisi di Bukalapak, termasuk bagian engineering dan pemasaran, menurut sumber.

"Ratusan itu bisa seratus bisa 900 beda lho, 100 sama 900. Jadi, kalau 100 dari 2.600 itu kecil 4 persen, itu mah biasa," ujar Rudiantara.

Lebih dari itu, Rudiantara mengatakan dengan pertumbuhan Bukalapak, yang mencapai tiga kali lipat dibanding tahun sebelumnya, perampingan karyawan wajar dilakukan.

"Kalau dia tumbuh tiga kali lipat ada kayak begitu, pasti ada replacement, kan logikanya tumbuh itu butuh orang banyak," kata dia.

Lebih lanjut, perampingan karyawan, menurut Rudiantara, justru memicu pertumbuhan ekosistem startup di Indonesia.

"Dia keluar bikin startup lagi, nanti menjadi bagian ekosistem startup yang besar. Lihat saja di Silicon Valley kan modelnya kayak begitu, orang Google keluar bikin startup nanti diakuisisi oleh Google-nya lagi," ujar Rudiantara.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement