Rabu 18 Sep 2019 11:27 WIB

Kementerian PUPR akan Lelang 9 Bendungan Baru

Sebanyak 49 bendungan baru telah dibangun selama periode tahun 2015-2019.

Red: Nidia Zuraya
Bendungan. Ilustrasi
Bendungan. Ilustrasi

EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan melelang sembilan bendungan baru pada tahun 2019. Sembilan bendungan baru yang akan dilelang ini untuk melengkapi 49 bendungan baru yang dibangun selama periode tahun 2015-2019.

Adapun sembilan bendungan yang akan dibangun tahun ini yakni Bendungan Mbay di NTT, Jenelata di Sulawesi Selatan, Pelosika dan Ameroro di Sulawesi Tenggara, Jragung di Jawa Tengah, Riam Kiwa di Kalimantan Selatan, Tiro di Aceh, Budong-Budong di Sulawesi Barat, dan Tiu Suntuk di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Juga

"Keberadaan bendungan sebagai upaya pengelolaan sumber daya air dan irigasi dalam rangka mendukung produksi pertanian yang berkelanjutan," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (18/9).

Bendungan Mbay memiliki volume 34,14 juta meter kubik dan dapat mengairi sawah irigasi seluas 6.378 hektare, air baku 0,234 meter kubik per detik dan berpotensi menghasilkan listrik 0,2 megawatt.

Bendungan Jenelata memiliki volume 224,72 juta meter kubik. Bendungan ini dirancang untuk mengairi lahan irigasi seluas 23.240 hektare, mereduksi banjir hingga 475 meter kubik per detik, sumber air baku 3,12 meter kubik per detik dan potensi menghasilkan listrik 10,9 megawatt.

Bendungan Pelosika memiliki volume 590 juta meter kubik, sumber air baku sebesar 0,808 meter kubik per detik, irigasi seluas 22.000 hektare, mereduksi banjir hingga 647 meter kubik per detik dan menghasilkan listrik hingga 20 megawatt.

Bendungan Jragung memiliki volume total 129 juta meter kubik, irigasi pertanian seluas 6.435 hektare. Manfaat lainnya yaitu menjadi sumber air baku sebesar dua meter kubik per detik dan sumber energi listrik 0,04 megawatt.

Bendungan Riam Kiwa memiliki volume 110,57 juta meter kubik dan dapat mengairi 1.700 hektare sawah irigasi serta mereduksi banjir 797 meter kubik per detik, memenuhi kebutuhan air baku satu meter kubik per detik dan potensi energi listrik 15 megawatt.

Bendungan Tiro memiliki volume 41,44 juta meter kubik dan dapat mengairi sawah irigasi seluas 6.330 hektare. Manfaat lainnya sebagai pengendali banjir sebesar 350 meter kubik per detik, sumber air baku 0,85 meter kubik per detik dan potensi menghasilkan listrik enam megawatt.

Kemudian Bendungan Budong-Budong memiliki volume 65,18 juta meter kubik, mengairi 3.500 hektare sawah, menghasilkan listrik antara 0,6-1,63 megawatt dan sumber air baku sebesar 0,41 meter kubik per detik.

Bendungan Ameroro memiliki volume 55,12 juta meter kubik dan dapat dimanfaatkan sebagai pengair sawah irigasi seluas 3.363 hektare, reduksi banjir sebesar 584 meter kubik per detik, dan sumber air baku sebesar 0,511 meter kubik per detik.

Terakhir, Bendungan Tiu Suntuk memiliki volume 55,9 juta meter kubik ini dapat mengairi 1.743,3 hektare lahan sawah, sumber air baku sebesar 0,068 meter kubik per detik, dan menghasilkan listrik 0,646 meter megawatt.

Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR Hari Suprayogi mengatakan selain memulai pembangunan sembilan bendungan, Kementerian PUPR tahun ini juga memulai pengisian air untuk tiga bendungan yang telah selesai konstruksi.

Ketiga bendungan adalah Sei Gong di Kota Batam, Sindangheula di Banten, dan Passeloreng di Sulawesi Selatan. Bendungan Muara Sei Gong memiliki Kapasitas Tampung 11,8 juta meter kubik, luas Genangan 246,8 hektare yang akan menjadi sumber air baku berkapasitas sebesar 400 liter per detik.

Bendungan Sindangheula merupakan bendungan multifungsi memiliki manfaat besar bagi masyarakat di Kabupaten Serang maupun Kota Serang untuk irigasi di Daerah Irigasi Cibanten seluas 1.000 hektare, pengendalian banjir daerah hilir Kabupaten Serang dan Kota Serang dengan kapasitas tampung banjir 1,5 juta meter kubik dan akan menyuplai air baku 0,8 meter kubik per detik bagi Kabupaten dan Kota Serang.

Untuk Bendungan Paselloreng memiliki kapasitas tampung 138 juta meter kubik untuk mengairi lahan irigasi seluas 7.000 hektare, sebagai sumber air baku di Kabupaten Wajo sebesar 305 liter per detik, pembangkit listrik mikrohidro 2,5 MW, serta konservasi air, pengendali banjir Sungai Gilireng, perikanan air tawar dan pariwisata.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement