Warta Ekonomi.co.id, Jakarta -- Maskapai penerbangan asal negeri jiran Malindo Air mengonfirmasi terjadi kebocoran data penumpangnya. Maskapai menduga sebagian data pribadi penumpang yang disimpan di dalam cloud disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Maskapai yang merupakan anggota dari Lion Group tersebut melalui keterangan tertulisnya yang diterima Warta Ekonomi pada Rabu (18/8/2019), mengatakan akan melaporkan peristiwa ini.
"Malindo Air juga bekerja sama dengan konsultan cybercrime independen, melaporkan kejadian ini dan untuk proses penyelidikan," terang Malindo Air.
Malindo Air mengatakan bahwa tim internalnya sudah bekerja sama dengan penyedia layanan data eksternal, yakni Amazon Web Services (AWS) dan mitra e-commerce-nya, GoQuo dalam penyelidikan kebocoran data ini.
Baca Juga: Gawat! Data Pribadi Satu Negara Bocor ke Internet, Jumlahnya Sampai 20,8 Juta
Dalam kaitan tersebut, Malindo Air menyatakan, pihaknya tidak menyimpan rincian pembayaran setiap penumpang atau pelanggan di dalam server. Dalam keterangan tertulis tersebut, Malindo Air menyatakan sudah mematuhi aturan ketentuan Standar Kartu Pembayaran Industri (Payment Card Industry/PCI) dan Standar Keamanan Data (Data Security Standard/DSS).
Agar tidak mengganggu data penumpang, Malindo Air menyebut pihaknya sudah melakukan sejumlah langkah-langkah yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
"Malindo Air sudah mengambil langkah-langkah tepat dalam memastikan agar data penumpang tidak terganggu, sesuai Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi Malaysia (Malaysian Personal Data Protection Act) 2010," katanya.
Pihaknya menghimbau untuk pelanggan yang memiliki akun Malindo Miles untuk mengganti kata sandi mereka. Malindo Air mengatakan akan tetap memberikan kabar lebih lanjut terkait kebocoran data ini melalui laman daring, media sosial dan telepon.