EKBIS.CO, JAKARTA – Sampai dengan Agustus 2019, Surveyor Indonesia mencapai pendapatan sebesar Rp 842 miliar dengan laba sebelum pajak Rp 130 miliar. “Pendapatan tersebut terutama merupakan kontribusi dari sektor migas dan mineral batubara,” kata Direktur Utama Surveyor Indonesia, Dian M Noer pada jumpa pers di Malang, Jumat (27/9).
Ia menambahkan, dalam menghadapi tantangan global, di usianya yang ke-28, Surveyor Indonesia telah berhasil menggandeng perusahaan global multinasional seperti Systra (Transportation) Siemens (Operation and maintainance), Airport D France untuk support kegiatan operasional Surveyor Indonesia baik di dalam maupun luar negeri.
“Surveyor Indonesia juga telah merambah ke pasar Asean yaitu dengan masuk ke Vietnam untuk kerja sama dengan Hang Long Cement anak perusahaan Semen Indonesia yang merupakan holding BUMN untuk semen,” ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (27/9).
Sinergi BUMN terus dibangun dan bertambah, menghasilkan kontrak-kontrak baru, hal ini menunjukkan bahwa Surveyor Indonesia semakin dipercaya. Sinergi yang telah terjalin dengan banyak BUMN. Surveyor Indonesia juga mulai mengembangkan bisnis anorganik dalam penyediaan ketenagalistrikan bekerja sama dengan BUMN besar dari korea (Kowepo). “Diharapkan ke depan akan terus berkembang sejalan dengan bisnis Surveyor Indonesia,” tuturnya.
Dalam menghadapi persaingan usaha, Surveyor Indonesia melakukan inovasi-inovasi terutama dalam menyajikan pelayanan dan solusi total bagi para pengguna jasa. “Kami telah menyelesaikan perbaikan proses bisnis internal dengan otomasi sistem melalui pemanfaatan teknologi informasi,” ujar Dian.
Beberapa proyek strategis yang telah dikerjakan antara lain dalam sektor Migas, Surveyor Indonesia mendukung perencanaan dan pelaksanaan pembangunan infrastruktur Migas dan Sistem pembangkit, menjadi Independent Assurance dalam transaksi Government to Bussiness (G to B) dan Bussiness to Business (B to B) serta fasilitas produksi energi primer.
Dalam sektor penguatan institusi dan kelembagaan, Surveyor Indonesia melakukan pemastian transaksi perdagangan ekspor/impor barang sesuai dengan regulasi pemerintah. Surveyor Indonesia juga memastikan implementasi kebijakan tentang pengelolaan lingkungan hidup dan K3 dan menjadi konsultan dalam menunjang program kegiatan pemerintah.
Dalam bidang sektor mineral batubara, Surveyor Indonesia melakukan diversifikasi jasa quantity dan quality mineral dan batubara dalam rangka Pengawasan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), mengembangan jasa survey explorasi tambang mineral dan batubara dan jasa survey Geoteknik dan Geofisik (G&G) dalam rangka Pengawasan produksi tambang.
Sementara itu, dalam sektor infrastruktur, Surveyor Indonesia mengembangkan jasa konsultansi perencanaan dan pengawasan proyek bandara, pelabuhan, jalan dan kereta api, dan pengembangan pasar melalui diversifikasi produk TKDN.
Dia mengemukakan, melihat kinerja Surveyor Indonesia selama ini yang mengalami pertumbuhan kinerja keuangan yang cukup baik, menunjukkan bahwa Surveyor Indonesia merupakan BUMN yang sehat, strategis, dan dinamis.
Diharapkan, dengan kondisi tersebut, Surveyor Indonesia dapat memantapkan diri sebagai perusahaan independent assurance nasional yang diakui dunia dalam memberikan solusi menyeluruh kepada pelanggan. “Surveyor Indonesia bangga menjadi bagian dari pembangunan bangsa. Kami hadir untuk Negeri,” tegas Dian.
PT Surveyor Indonesia (Persero) berulang tahun yang ke-28 pada 1 Agustus 2019 lalu. “Di-usianya yang ke-28 ini, Surveyor Indonesia melakukan transformasi melalui lima pilar strategis, yakni High Performance Culture, New Business Development, New Operating Model, Market Expansion & Acceleration, dan Costumer Focus & Services Excellence untuk mencapai visi menjadi perusahaan independent assurance nasional yang diakui dunia,” ujarnya.
Surveyor Indonesia pun telah memantapkan diri melangkah dalam bisnis berbasis digital sebagai bagian dari transformasi korporasi dalam menghadapi perkembangan teknologi yang sangat cepat. “Kami bertransformasi ke arah digital dengan memberikan leverage pada produk dan jasa dengan teknologi yang mendukung Revolusi Industri 4.0 seperti IoT (Internet Of Things), cloud computing dan penerapan keamanan cyber,” tuturnya.
Surveyor Indonesia lanjutnya, melakukan modernisasi teknologi sesuai dengan kebutuhan bisnis dan pelanggan, serta melakukan diferensiasi bisnis berbasis digital.
Surveyor Indonesia dituntut untuk senantiasa mengembangkan pengetahuan dan keahlian sesuai praktik terbaik (best practices) dan didukung dengan penguasaan teknologi terkini dan digitalisasi. Revolusi Industri 4.0 menuntut manajemen meninggalkan pola business as usual (menjalankan bisnis seperti biasanya) agar dapat memenangkan persaingan usaha baik di dalam negeri maupun global.
“Perkembangan teknologi informasi dan digitalisasi secara masif, pengembangan industri 4.0, Internet of Things (IoT), artificial intelligence, cloud computing dan media sosial telah mengubah cara hidup manusia dan model bisnis yang ada,” paparnya.