Warta Ekonomi.co.id, Surakarta
Samsung Electronics Co Ltd berpotensi mengalami penurunan pendapatan pada kuartal IV, meskipun harga komponen chip perusahaan sudah membaik.
Penurunan harga komponen semikonduktor dan perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China yang terus berlangsung telah mengikis laba dari Samsung. Namun, analis memperkirakan, pendapatan Samsung akan bertumbuh kembali pada tahun depan.
“Pasar chip sedang memasuki proses pemilihan, karena tingkat persediaannya berkurang tetapi permintaan meningkat,” kata Analis di lembaga riset teknologi TrendForce, Avril Wu, dikutip dari Reuters, Jumat (4/10/2019).
Baca Juga: Duh! Samsung Resmi Hengkang dari China Karena . . . .
Harga chip DRAM yang mendukung banyak fungsi ponsel akan menurun satu digit pada kuartal I 2020, lebih rendah dibandingkan penurunan harga 20 persen hingga 25 persen di periode yang sama tahun ini, menurut TrendForce.
Lebih dari setengah laba Samsung berasal dari penjualan chip. “Ada antisipasi yang meningkat dari pasar semikonduktor Samsung. Tak begitu buruk jika dilihat dari harga dan permintaan chip,” kata Fund Manager di Seoul yang memiliki saham di Samsung—ia menolak disebutkan namanya.
Laba Samsung berpotensi turun hingga 60 persen pada operasional bisnis Juli-September, menjadi 7 triliun won (5,8 miliar dolar AS), berdasarkan perkiraan dari 28 analis. Selain soal chip, analis juga khawatir soal dampak perang dagang AS-China terhadap eksportir besar seperti Samsung.
“Sulit untuk menghitung kerugian yang disebabkan oleh perang dagang. Yang pasti, ada investasi dan pengeluaran (yang merugikan) Samsung serta klien chip seluler karena adanya perang itu,” jelas Analis di Daishin Securities, Lee Subin.
Selain Samsung, pembuat chip asal AS, Micron Technology Inc juga mengungkapkan potensi penurunan laba pada minggu lalu, disebabkan oleh ketidakpastian ekonomi dan perdagangan global.