Senin 07 Oct 2019 10:26 WIB

Pedagang: Minyak Goreng Kemasan Mahal

Pedagang berburu minyak goreng promo jika harga mulai merangkak naik.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Friska Yolanda
Minyak goreng curah
Foto: Saiful Bahri/Antara
Minyak goreng curah

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Pemerintah mengklaim bahwa penerapan kewajiban minyak goreng kemasan tahun depan tak membebani pelaku usaha dan juga konsumen. Namun begitu, sejumlah pedagang kaki lima (PKL) mengaku bahwa minyak goreng kemasan harganya masih belum terjangkau.

Salah satu PKL Tahu Sumedang di Lapangan Tembak, Jakarta, Awi (42 tahun) sedikit mengeluhkan harga minyak goreng kemasan yang relatif lebih tinggi dibanding yang curah. Meski dia mengakui, secara kualitas produk, minyak goreng kemasan jauh lebih baik.

Baca Juga

“Maunya sih saya pakai (minyak goreng) kemasan, tapi mahal,” kata Awi saat ditemui Republika.co.id, di Jakarta, Senin (7/10).

Penerapan kewajiban minyak goreng kemasan di tahun depan memang disambut baik Awi. Alasannya karena hal itu dapat meningkatkan kualitas produk makanan yang dia produksi sehari-hari untuk dijual. Akan tetapi dia meminta kepada pemerintah agar bisa menurunkan atau paling tidak menyamakan harga minyak goreng kemasan dengan yang curah.

Dia membeberkan, harga minyak goreng curah yang dibeli di warung kelontong di dekat kediamannya, di Cibubur, Jakarta, harganya berada di level Rp 8.700 per liter. Sepanjang pengalamannya menjual Tahu Sumedang, Awi mengaku hanya sesekali menggunakan minyak goreng kemasan.

“Kalau saya lihat ada promo di Indomaret (minimarket) baru beli (minyak goreng kemasan),” ujarnya.

Berbeda dari Awi, PKL pecel lele, Isna Amaliah (33 tahun) justru mengaku tak pernah menggunakan minyak goreng curah untuk memproduksi makanan yang dijualnya. Untuk itu pihaknya tak tahu harga pasti minyak goreng curah per liter yang ada saat ini.

Enggak tahu. Tahunya yang kemasan, dua liter harganya Rp 22 ribu,” ujar Isna.

Dengan enam gerobak pecel lele yang dia punya saat ini, Isna mengaku pernah merasa harga bahan baku termasuk minyak merangkak naik. Dia bahkan menyebut pernah mendapatkan harga minyak goreng kemasan hingga Rp 13 ribu-Rp 14 ribu per liter. Hanya saja hal itu dinilai terjadi sesekali waktu semata. 

Untuk menyiasati dan mengantisipasi kerugian akibat biaya bahan baku yang kerap bergejolak, dia menuturkan, sering berkeliling swalayan besar, minimarket, dan pasar tradisional untuk mencari informasi minyak-minyak goreng yang harganya dipangkas alias promo. Meski promo, selisihnya dianggap tak terlalu berbeda jauh dengan harga normal minyak kemasan.

"Pernah promo sampai dapat harga Rp 19.500 dua liter. Tapi biasanya ya Rp 20 ribu, Rp 20.500, enggak jauh-jauh dari harga normal,” ungkapnya.

Menurutnya, minyak goreng kemasan memang lebih sehat dan higienis jika dibandingkan dengan yang curah. Hanya saja bila pemerintah mewajibkan keseluruhan minyak yang beredar harus dalam kemasan, dia meminta pemerintah bisa memberi harga yang baik khususnya bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement