EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemilik hotel di berbagai daerah seperti di Jakarta dan Bali sudah mulai berfokus untuk menarik pelanggan yang berasal dari generasi milenial. Milenial dianggap menarik karena kalangan tersebut dinilai juga akan terus bertumbuh ke depannya.
"Milenial sudah mulai dilirik hotelier. Pasar milenial juga semakin banyak digarap," kata Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia, Ferry Salanto, di Jakarta, Rabu (9/10).
Menurut dia, saat ini di Pulau Dewata telah banyak hotel yang berfokus kepada milenial. Indikasinya adalah dengan semakin banyaknya hotel dengan desain yang unik dan lokasi yang Instragrammable alias bagus untuk difoto.
Ferry juga berpendapat bahwa generasi milenial yang sedang digarap khususnya mereka yang merupakan wisatawan domestik atau dalam negeri. "Sekarang sudah ada 5-6 proyek yang mengkhususkan diri menggarap milenial," katanya.
Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia Destry Damayanti menyebutkan bahwa karakteristik para generasi milenial yang bersifat konsumtif dan suka belanja secara tidak langsung turut berkontribusi dalam memperkuat perekonomian Indonesia.
“Kalau anak muda gajinya Rp 10 juta atau Rp 20 juta berani belanja Rp 30 juta karena punya future income. Bukannya mengajari mereka konsumtif, tapi mereka konsumtif dan produktif juga,” katanya saat ditemui di Museum Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (6/9).
Destry menuturkan hal tersebut berbeda dengan Eropa dan Jepang yang mayoritas terdiri dari penduduk berusia tua. Sehingga terkadang membawa masalah tersendiri bagi ekonomi mereka.
Sebelumnya, ekonom UOB Indonesia, Enrico Tanuwidjaja menyebutkan kelompok milenial Indonesia dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi nasional pada 2020, di tengah gejolak ekonomi global yang terus berlangsung. "Hal ini seiring dengan meningkatnya konsumsi pribadi kelas menengah dan daya beli yang kuat, sehingga kami memprediksikan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia secara konsisten masing-masing sebesar 5,1 persen pada tahun 2019 dan 5,2 persen pada tahun 2020," kata Enrico.
Ia mengatakan, saat ini fundamental Indonesia yang kuat adalah mencakup ekspor bersih, investasi, dan konsumsi pribadi. Sementara, pendorong pertumbuhan ekonomi utama masih tetap bertumpu pada konsumsi pribadi, yang mencapai lebih dari 50 persen PDB Indonesia.
Pertumbuhan ini, kata dia, akan dimotori oleh meningkatnya pengaruh dan kemampuan belanja kaum milenial, serta berbagai solusi yang diciptakan oleh berbagai perusahaan untuk melayani kebutuhan digital dan preferensi konsumsi generasi milenial yang semakin besar.
Enrico mengatakan, meningkatnya tingkat pendapatan dan kemampuan belanja kaum milenial juga diyakini dapat membantu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Berdasarkan data Riset Ekonomi UOB Indonesia tentang tingkat pendapatan berbagai segmentasi populasi antara 2010 hingga 2019, pendapatan riil kaum milenial tumbuh sebesar 8,6 persen per tahun secara tingkat pertumbuhan bertahap.