Rabu 09 Oct 2019 21:37 WIB

Langkah Kabupaten Siak Menekan Karhutla

Jumlah hotspot karhutla di Kabupaten Siak pada 2019 ini mencapai 493 titik.

Rep: Herning Banirestu(swa.co.id)/ Red: Herning Banirestu(swa.co.id)
9e10cb50-187a-4a72-83db-99fd7552d8b0.jpg
9e10cb50-187a-4a72-83db-99fd7552d8b0.jpg

Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) berulang terjadi di Indonesia. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sepanjang Januari hingga Agustus 2019 luas kawasan hutan dan lahan yang terbakar di seluruh Indonesia mencapai 328.724 hektar.

Kabupaten Siak, seperti halnya beberapa kawasan lain di Provinsi Riau juga mengalami peristiwa karhutla. Jumlah hotspot di Kabupaten Siak tahun 2019 ini mencapai 493 titik. Namun dari segi presentasi hotspot di kabupaten Siak merupakan salah satu yang terendah di Provinsi Riau, yaitu hanya sekitar 6%.

Bupati Kabupaten Siak Alferdi, mengungkapkan, rendahnya persentasi hotspot adalah hasil dari upaya pencegahan karhutla Kabupaten Siak yang diupayakan dari tahun ke tahun. Kabupaten Siak telah mendorong upaya pemanfaatan lahan agar lahan terjaga.

Mengembangkan daerah TORA sebagai salah satu upaya mencegah terjadinya kebakaran terutama di lahan gambut juga ditegaskan Kepala Badan Restorasi Gambut, Nazir Foead.

"Selain upaya untuk terus menjaga ketinggian muka air, kunci pencegahann kebakaran lahan gambut adalah memastikan lahan-lahan TORA itu tetap produktif. Karena bila memberikan manfaat ekonomi, otomatis masyarakat akan tetap menjaga lahan dan memahami pentingnya pertanian dan perkebuman di lahan gambut tanpa mengeringkan lahan gambut” kata Nazir.

Sementara Susanto Kurniawan dari koalisi mitra pembangunan Kabupaten Siak, Saudagho Siak, menyampaikan upaya pencegahan karhutla di Kabupaten Siak dapat didukung berbagai karena adanya peraturan yang menjadi pedoman.

Inisiatif Siak Hijau ini juga didukung oleh beberapa perusahaan yang tergabung dalam CORE (aliansi sektor swasta di Siak), di antaranya Unilever, Musim Mas, Cargil, Unilever, Pepsico, Neste dan Danone. Dukungan dari perusahaan-perusahaan ini ditunjukan melalui komitmen mereka dalam pelaksanaan NDPE (No-Deforestation, Peat, and Exploitation) yang lebih efektif, khususnya pada 4 topik utama: deforestasi, restorasi gambut, dukungan pada pekebun dan HAM.

Kabupaten Siak sebagai salah satu anggota dari Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL), yang tahun ini menjadi tuan rumah dari Festival Kabupaten Lestari pada tanggal 10-13 Oktober 2019. Dengan mengusung tema “Besamo Membelo Siak Menuju Indonesia Hijau”, Kabupaten Siak akan memperkenalkan lebih dekat visi “Siak Hijau” kepada seluruh elemen masyarakat Siak dan juga mitra pembangunan di luar Kabupaten Siak.

Festival akan mempertemukan peserta dengan inovasi lestari tepat sasaran yang bisa menjawab tantangan kabupaten dalam implementasi visi lestari, khususnya seputar restorasi dan konservasi, intensifikasi pengolahan lahan, serta penanggulangan bencana terkait pengelolaan lahan.

Dalam FKL 2019 nantinya peserta akan diajak eksplorasi “Siak Hijau” melalui perjalanan lapangan yang edukatif ke Taman Nasional Zamrud dan juga lokasi agrowisata Bunga Raya. Perjalanan ini akan membawa peserta mengenal lebh dekat Kabupaten Siak melalui #WisataLestari. Melihat secara langsung bagaimana implementasi dari peraturan bupati no 22/2018.

Festival Kabupaten Lestari merupakan acara perayaan bersama serta ajang promosi bagi kabupaten anggota LTKL serta mitra pembangunan atas perkembangan atau kemajuan dalam mengimplementasi visi kabupaten lestari. Festival juga menjadi sarana untuk membuka dan mempererat komunikasi serta gotong royong antar sesama anggota dan mitra LTKL, serta pihak lain yang terlibat dalam mencapai pembangunan berkelanjutan.

www.swa.co.id

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan swa.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab swa.co.id.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement