Sabtu 12 Oct 2019 09:09 WIB

Ini Tren Traveler di 2020 Versi Booking.com

Keinginan traveler untuk mengekplorasi tempat yang dikunjunginya terus berubah.

Rep: Vina Anggita(swa.co.id)/ Red: Vina Anggita(swa.co.id)
Millenial-travelers.jpg
Millenial-travelers.jpg

 

Industri travel di 2020 diprediksi akan menghadapi traveler yang berkelanjutan. Saat itu kebutuhan, perilaku dan keinginan traveler untuk mengekplorasi tempat yang dikunjunginya terus berubah. Hal ini terungkap dalam riset yang dilakukan oleh perusahaan Online Travel Agent (OTA) Booking.com pada 22.000 responden di 29 negara.

“Memasuki dekade baru, kita akan melihat traveler yang punya rasa ingin tahu, cakap teknologi melalui pengembangan produk, layanan, dan fungsi yang mempermudah semua orang untuk menjelajahi dunia," ujar Arjan Dijk, Senior Vice President dan Chief Marketing Officer Booking.com.

Dalam riset menunjukkan, di tahun 2020 akan muncul traveler ‘kota kedua’ di mana eksplorasi destinasi yang tidak terlalu populer akan semakin diminati. Lebih dari separuh (54%) traveler global ingin mengambil bagian dalam mengurangi pariwisata berlebihan (over tourism). Sementara 51% rela menukar destinasi awal mereka dengan tempat yang tidak terlalu terkenal tapi serupa, jika mereka tahu bahwa dampak lingkungannya lebih kecil.

Untuk menggugah minat mereka, 60% traveler global ingin dapat mengakses layanan (aplikasi/situs) yang merekomendasikan destinasi di mana pertumbuhan pariwisata dapat memberi dampak positif terhadap komunitas lokal. Diperkirakan berbagai perusahaan akan menanggapi permintaan ini dengan memperkenalkan berbagai fungsi yang mempermudah traveler untuk menemukan destinasi kota/area kedua, dengan mencocokkan preferensi perjalanan mereka dengan destinasi alternatif di negara atau wilayah pilihannya.

"Meningkatnya kolaborasi dalam ekosistem travel juga berarti meningkatnya kampanye kesadaran dan perbaikan infrastruktur yang akan menarik pengunjung ke tempat-tempat yang belum terlalu ramai," lanjut Arjan.

Di tahun 2020 pun traveler akan lebih banyak mengandalkan teknologi untuk menentukan aspek-aspek penting dalam membuat keputusan. Rekomendasi yang dibuat berdasarkan teknologi pintar ini dinilai akan membantu traveler untuk menemukan pengalaman baru yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya, menghemat waktu (termasuk waktu di depan layar gadget), dan memungkinkan untuk menikmati waktu liburan dengan optimal.

Untuk memenuhi permintaan itu, di tahun 2020 akan muncul lebih banyak aplikasi dengan kecerdasan buatan yang menawarkan rekomendasi khusus tentang destinasi, tempat menginap, dan aktivitas berdasarkan preferensi dan riwayat perjalanan, serta faktor penting seperti cuaca dan popularitas.

Sementara hampir separuh (48%) traveler berencana memilih transportasi yang lebih lambat untuk mengurangi dampak lingkungan, dan enam dari 10 (61%) akan memilih untuk mengambil rute yang lebih jauh demi lebih menikmati perjalanannya. Ada berbagai tipe transportasi yang diinginkan, mulai dari sepeda, tram, kereta luncur, perahu, hingga berjalan kaki. Bahkan, lebih dari separuh (57%) tidak keberatan untuk menghabiskan lebih banyak waktu di perjalanan ke destinasi mereka, asal jenis transportasinya unik.

Traveler juga menginginkan waktu yang efisien saat berlibur. Lebih dari separuh (54%) traveler global mengungkapkan keinginannya untuk melakukan perjalanan panjang ke sebuah tempat yang memiliki semua aktivitas favorit mereka dan atraksi yang saling berdekatan, dan 62% setuju bahwa keinginan ini muncul karena mereka ingin menghemat waktu. Untuk menjawab tren ini, industri travel akan terus mempermudah traveler dalam menyesuaikan rencana perjalanan dengan lebih banyak ragam, promo, dan rute, supaya mereka dapat menikmati destinasi ‘all-amusive’ ini dengan optimal.

Lebih dari separuh (55%) pemilik hewan peliharaan global pun menganggap bahwa peliharaan mereka tidak kalah penting dari anak sendiri. Jadi tidak heran kalau di tahun 2020 akan semakin banyak yang pergi berlibur dengan membawa hewan peliharaan, di mana 49% rela membayar lebih untuk akomodasi yang ramah hewan peliharaan.

Tren ini terlihat dari jumlah properti ramah peliharaan yang terus meningkat di Booking.com, seperti tempat tidur anjing gratis, spa hewan, layanan kamar dengan menu khusus, bahkan restoran yang dirancang khusus untuk hewan peliharaan.

Di tahun 2020 juga akan semakin banyak kakek-nenek yang berlibur bersama cucu-cucunya dan meninggalkan generasi tengah di rumah. Hampir tiga perempat (72%) kakek-nenek setuju bahwa menghabiskan waktu dengan cucu-cucu membuat mereka merasa awet muda dan 71% percaya bahwa orang tua perlu beristirahat sendiri tanpa anak-anaknya.

Riset juga mengungkapkan, akan semakin banyak orang akan berlomba-lomba untuk membuat reservasi di restoran-restoran bergengsi. Hal ini terlihat dari tujuh dalam 10 (71%) traveler global yang menganggap penting untuk makan dari bahan pangan lokal dalam liburan mereka. Selain itu, hampir seperempat (23%) orang yang berusia 18-25 tahun berencana untuk pensiun sebelum berusia 55 tahun. Hal ini diiringi dengan munculnya ‘perencanaan perjalanan petualangan’.

"Dengan saling berkaitannya masa pensiun dengan traveling di banyak rentang usia, akan muncul berbagai produk yang akan membantu traveler mempercepat perencanaan melalui tabungan ‘perjalanan pensiun’, untuk memungkinkan mereka menabung demi perjalanan terpanjang dalam hidupnya," tambah Arjan.

Sebagai informasi, responden yang disurvei merupakan orang dewasa yang pernah melakukan perjalanan dalam 12 bulan terakhir/berencana untuk melakukan perjalanan dalam 12 bulan ke depan. Di antaranya 1.000 masing-masing dari Australia, Jerman, Prancis, Spanyol, Italia, China, Brasil, India, AS, Inggris, Rusia, Indonesia, dan Korea Selatan.

Lalu 500 masing-masing dari Jepang, Selandia Baru, Thailand, Argentina, Belgia, Kanada, Denmark, Hong Kong, Kroasia, Meksiko, Belanda, Swedia, Singapura, dan Israel. Adapun responden menyelesaikan survei online antara 9-28 Agustus 2019.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan swa.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab swa.co.id.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement