EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) mengawal optimalisasi atau pemanfaatan alat mesin pertanian (alsintan). Pemanfaatan alsintan berguna untuk mensukseskan Program Upaya Khusus (Upsus) percepatan swasembada padi, jagung dan kedelai (Pajale), khususnya meningkatkan luas tambah tanam.
Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto sekaligus Penanggungjawab (PJ) Upsus Jawa Timur mengatakan sejak lima tahun yang lalu, pemanfaatan alsintan sudah digalakkan ke seluruh pelosok negeri. Berbagai macam bantuan alsintan telah digelontorkan ke petani.
"Tidak hanya berhenti pada pemberian bantuan, tentunya perlu dipastikan keberlanjutan pemanfaatannya," ujar dia, pada Rapat Koordinasi (Rakor) beserta seluruh PJ Kabupaten dan jajaran Kodam Militer V Brawijaya di Surabaya, Jumat kemarin (11/10).
Rapat Koordinasi (Rakor) beserta seluruh PJ Kabupaten dan jajaran Kodam Militer V Brawijaya di Surabaya, Jumat kemarin (11/10).
Pria yang akran disapa Prihasto ini menjelaskan untuk memastikan optimalisasi alsintan, Kementan kembali menggalakkan dan memastikan tidak ada Alsintan yang menganggur. Tim Upsus aktif turun ke lapangan sehingga penggunaan alsintan benar mempercepat tanam, meningkatkan luas tambah tanam, meminimaliskan losses dan meringankan biaya usaha tani.
"Jadi harus ada pengecekan kembali, jangan ragu untuk memindahkan jika tidak produktif," ucapnya.
Kepala Bidang Informasi dan Jaringan Laboratorium, Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, Kementan, Tri Martini sekaligus PJ Upsus dan Optimasi Alsintan Kabupaten Bojonegoro mengatakan optimalisasi alsintan segera ditindaklanjuti untuk menggenjot luas tambah tanam di Bojonegoro. Target LTT bulan Oktober 2019 sebesar 8.867 hektare.
"Kami bersama dinas pertanian, TNI, penyuluh, ketua kelompok tani, pengurus Unit Pengelola Jasa Alsintan akan menyepakati langkah-langkah untuk mencapai target tersebut. Kita kawal pemanfaatan alsintan ini untuk mendukung program Upsus Pajale," ucap Tri.