Selasa 15 Oct 2019 03:23 WIB

Perangi Kemiskinan, Tiga Ekonom Ini Diganjar Nobel

Kemiskinan menjadi salah satu persoalan yang mendesak dan harus diselesaikan.

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Nidia Zuraya
(kiri ke kanan) Abhijit Banerjee, Esther Duflo, dan Michael Kremer. Ketiga ekonom ini merupakan penerima Nobel bidang Ekonomi Tahun 2019.
(kiri ke kanan) Abhijit Banerjee, Esther Duflo, dan Michael Kremer. Ketiga ekonom ini merupakan penerima Nobel bidang Ekonomi Tahun 2019.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Tiga ekonom dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan Harvard University dianugerahi penghargaan Nobel. Mereka adalah Professor Abhijit Banerjee dan istrinya Esther Duflo dari MIT serta Michael Kremer dari Harvard University.

Nobel tersebut diberikan atas penelitian mereka tentang cara membuat orang agar keluar dari angka kemiskinan. Mereka berhasil menemukan pendekatan eksperimental untuk mengurangi kemiskinan secara global.

Baca Juga

"Penelitian yang dilakukan oleh pemenang tahun ini, telah meningkatkan kemampuan kita untuk memerangi kemiskinan global," kata Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (14/10).

Penghargaan Nobel yang diberikan kepada ketiganya sebagai wujud apresiasi atas dedikasi yang diberikan untuk memerangi Kemiskinan. Sebab, kemiskinan menjadi salah satu persoalan yang mendesak dan harus diselesaikan.

Ketimpangan pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu topik yang paling banyak dibahas. Perbedaan pendapatan di tengah percepatan pembangunan ekonomi menjadi persoalan yang krusial selama satu dekade.

Tahun lalu, Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia memberikan penghargaan peneliti yang membahas iklim dan kemajuan teknologi ke dalam ekonomi. "Hanya dalam dua dekade, pendekatan baru berbasis eksperimen telah mengubah ekonomi pembangunan, yang saat ini merupakan bidang penelitian yang sedangkan berkembang," tutur Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia.

Duflo menjadi sosok wanita kedua dan orang termuda yang pernah memenangkan penghargaan di bidang ekonomi. Pada 2010, ia memenangkan medali John Bates Clark, setelah didapuk sebagai ekonom di bawah usia 40 tahun yang berkontribusi paling besar pada profesi.

"Tujuan kami adalah memastikan perang melawan kemiskinan didasarkan pada bukti ilmiah, ”kata Duflo.

"Itu berawal dari gagasan bahwa seringkali kaum miskin direduksi menjadi karikatur, dan bahkan orang-orang seringkali mencoba membantu mereka, tidak benar-benar memahami akar permasalahan yang mereka hadapi," kata wanita kelahiran Perancis 1972 itu.

Duflo menyatakan dedikasi tidak dapat diukur dari usia. Dia menyebut penghargaan Nobel itu merupakan cerminan dari kerja keras secara bersama dari seluruh peneliti.

"Ratusan peneliti yang merupakan bagian dari jaringan yang bekerja pada kemiskinan global," katanya.

Ketiga penerima hadiah Nobel itu berhasil menemukan pendekatan baru untuk memerangi kemiskinan agar lebih mudah diatasi. Mereka berhasil menemukan cara untuk mengkombinasikan dan mempelajari tingkat produktivitas di negara-negara berkembang.

Mereka dapat menggabungkan teori kontrak dan ekonomi perilaku. Penelitian tersebut juga telah mencakup cara meningkatkan hasil sekolah di Kenya dan India, studi tentang pembiayaan mikro, sensitivitas harga terhadap biaya perawatan kesehatan serta mengangkat tingkat vaksinasi untuk membantu ratusan juta orang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement