Selasa 22 Oct 2019 11:06 WIB

Nadiem Jadi Menteri, Ini Respons Beragam Driver Ojol

Driver ojek online (ojol) ada yang pro dan kontrak terkait Nadiem jadi menteri

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Driver Ojol Bakal Demo Nadiem Jadi Menteri, Jokowi Jangan Silau Label Decacorn Gojek. (FOTO: Wahyu Putro A)
Driver Ojol Bakal Demo Nadiem Jadi Menteri, Jokowi Jangan Silau Label Decacorn Gojek. (FOTO: Wahyu Putro A)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Komunitas mitra pengemudi ojek daring (online) memberikan dukungan kepada pendiri Gojek, Nadiem Makarim, sebagai bagian dari susunan Kabinet Kerja Jilid II Presiden Joko Widodo.

Baca Juga: Nadiem, Whisnutama dan Mahfud Layak Jadi Menteri

Ketua Forum Komunitas Driver Online Indonesia (FKDOI) Cang Rahman, dalam keterangan tertulisnya, Senin, mengungkapkan secara pribadi dan komunitas merasa bangga ada bagian dari keluarga besar transportasi daring yang dipanggil presiden ke Istana.

Menurut dia, kepemimpinan Nadiem sudah terbukti di Gojek, dimana perusahaannya bisa terus bertumbuh dan menarik minat investasi banyak pihak dari dalam dan luar negeri.

”Itu sudah dibuktikan beliau sebagai leader inovator dalam memprakarsai ojek online dan tidak hanya di Indonesia tapi juga tingkat dunia,” ucap Rahman.

Sementara itu, Presidium Nasional Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Garda Igun Wicaksono menolak jika Nadiem jadi menteri, alasannya karena Bos Gojek itu dinilai ingkar janji.

"Kami akan menolak besar-besaran. Kami akan gerakan seluruh mitra ojol seluruh Indonesia," kata Ketua Garda Igun Witjaksono.

"Jangan dilihat startup decacorn Nadim namun harus mengkaji, di belakang ada mitra ojol yang belum sejahtera. Bagaimana mencoba dengan kompetensinya mensejahterakan rakyat Indonesia, apabila korporasi sendiri belum bisa mensejahterakan mitranya," kata dia.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement