EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mencatat penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 77,26 triliun kepada 3,6 juta debitur per September 2019. Ini setara dengan proporsi 88,83 persen dari total alokasi penyaluran KUR pemerintah di tahun 2019.
Direktur Utama BRI, Sunarso menyampaikan BRI punya target penyaluran KUR selama 2019 sebesar Rp 86,97 triliun. Sejak program KUR diterbitkan pada tahun 2015, total penyalurannya telah mencapai Rp 312,72 triliun kepada lebih dari 16,22 juta nasabah.
Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari menyampaikan porsi KUR produktif per September telah mencapai 48 persen. Hingga akhir tahun, proporsinya ditargetkan mencapai 60 persen.
"Mayoritasnya untuk pertanian," kata dia usai konferensi pers paparan kinerja BRI, di Kantor Pusat BRI, Jakarta, Kamis (24/10).
Ia optimis proporsi tersebut bisa tercapai seiring dengan perapihan pencatatannya. Menurut Supari, ada banyak faktor yang menyebabkan datanya seolah-olah tidak tercapai, seperti misal entri data yang salah atau tidak sesuai kategorisasi.
Direktur Kecil, Ritel, dan Menengah BRI, Priyastomo menambahkan target KUR tahun ini akan tercapai dalam satu bulan kedepan. Sisa kuota KUR di BRI saat ini tercatat Rp 9,71 triliun lagi.
"Tinggal sedikit lagi, bulan depan juga sudah habis," kata dia.
Untuk tahun depan, BRI akan menunggu kuota yang ditetapkan oleh Kementerian Koordinator bidang Perekonomian. Biasanya ada kenaikan sekitar 10-12 persen per tahunnya. Pada 2018, BRI menyalurkan KUR sebesar Rp 80,18 triliun kepada 3,9 juta debitur, setara 66,81 persen dari total KUR nasional.
Selain BRI, anak-anak usaha BRI seperti BRI Syariah dan BRI Agro pun ikut menyalurkan KUR. Namun demikian, kuotanya tidak mengambil dari kuota induk. Priyastomo menyampaikan izin langsung diajukan pada Kemenko, termasuk jumlah kuotanya.
"Porsinya masih kecil, mereka untuk belajar dulu," kata dia.