Warta Ekonomi.co.id, -- Tokopedia berniat untuk melakukan penawaran umum perdana (IPO) di dua negara, menurut laporan Bloomberg pekan lalu. Analis tampaknya optimis terhadap rencana salah satu unicorn Indonesia itu.
Situs belanja daring itu dilaporkan sedang berdiskusi untuk pendanaan pra-IPO. Untuk itu, perusahaan itu tengah mempertimbangkan untuk melantai di bursa saham Jakarta dan 1 lokasi lain yang belum diputuskan.
"Kami ingin konsumen dan mitra penjual kami turut menjadi pemegang saham," kata Tokopedia, dikutip dari KrAsia, Senin (28/10/2019).
Baca Juga: Meski Ditinggal Nadiem, Gojek Enggak Gentar! Malah Niat IPO di Tahun . . . .
Salah satu pendiri dan CEO Tokopedia, William Tanuwijaya belum lama ini membeberkan minat untuk mengeksplorasi kemungkinan IPO, meski tak menyebutkan rincian waktunya. Yang jelas, perusahaan itu menargetkan untuk mencapai profitabilitas pada tahun depan.
William menyampaikan, "kami telah menunjukkan pertumbuhan positif dan siap untuk mencapai break even point (titik impas) pada 2020."
Kepala Penelitian Trimegah Securities, Sebastian Tobing menilai, perusahaan harus memiliki sumber keuntungan lebih dulu sebelum menjadi perusahaan publik. Ia pun yakin, Tokopedia punya jalur menjanjikan untuk meraihnya.
"Melihat rekam jejak perusahaan, saya pikir mereka akan mendapat profitabilitas dalam 1 atau 2 tahun setelah mencapai titik impas," katanya kepada KrAsia.
Status Pertumbuhan Tokopedia
Tokopedia saat ini memiliki 90 juta pengguna bulanan aktif. Sementara, nilai barang dagangan bruto (GMV) mencapai US$5,1 miliar pada 2018 dan diperkirakan meningkat 3x lipat menjadi US$15,6 miliar pada 2019, menurut laporan terbaru oleh lembaga riset ekonomi dan sosial Universitas Indonesia.
Menurut data dari firma analisis CB Insights, valuasi Tokopedia diperkirakan mencapai US$7 miliar pada Desember 2018. Dengan GMV perusahaan yang terus berkembang dan jumlah penjual yang terus meningkat, tidak mengherankan jika Tokopedia akan menjadi decacorn kedua di Indonesia.