EKBIS.CO, JAKARTA -- Sepanjang 2019, pemerintah telah menerbitkan 10 surat berharga negara (SBN) ritel, mulai Januari hingga November. SBN diterbitkan beragam, mulai dari sukuk ritel, sukuk tabungan hingga obligasi ritel. Dana hasil penerbitan SBN digunakan untuk kebutuhan pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Berikut SBN yang diterbitkan pemerintah.
1. SBR005 (Januari)
SBR005 merupakan instrumen Surat Utang Negara (SUN) ritel pertama pada 2019. Ini merupakan instrumen keempat yang ditawarkan kepada individu WNI melalui sistem e-SBN (online) setelah SBR003, SBR004, dan ST-002.
Total volume pemesanan pembelian SBR005 yang telah ditetapkan adalah sebesar Rp 4.006.031.000.000,00 (empat triliun enam miliar tiga puluh satu juta rupiah). Dana hasil penjualan SBR005 tersebut akan dipergunakan untuk memenuhi sebagian kebutuhan pembiayaan APBN 2019 antara lain untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Penjualan SBR005 kali ini telah menjangkau 16.966 investor di Indonesia, dengan investor baru SBR sebanyak 12.961 investor (sejak penjualan SBR secara online).
Tanggal Penerbitan: 30 Januari 2019
Tanggal Jatuh Tempo: 10 Januari 2021
Jenis Kupon: Mengambang dengan tingkat kupon minimal (floating with floor) dengan suku bunga acuan adalah BI 7-Day Reverse Repo Rate.
Tingkat Kupon atau Imbal Hasil:
Tingkat Kupon untuk periode 3 bulan pertama (tanggal 30 Januari 2019 sampai dengan tanggal 10 April 2019) adalah sebesar 8,15 persen, berasal dari suku bunga acuan yang berlaku pada saat penetapan kupon yaitu sebesar 6,00 persen ditambah spread tetap 215 bps (2,15 persen).
Tingkat Kupon berikutnya akan disesuaikan setiap 3 bulan pada Tanggal Penyesuaian Kupon sampai dengan jatuh tempo.
Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR005
Penyesuaian Tingkat Kupon didasarkan pada suku bunga acuan ditambah spread tetap 215 bps (2,15 persen). Tingkat kupon sebesar 8,15 persen adalah berlaku sebagai tingkat kupon minimal (floor) dan Tingkat Kupon Minimal tidak berubah sampai dengan jatuh tempo.
Beberapa capaian atas penjualan SBR005 adalah sebagai berikut:
- Minat investasi investor ritel atas SBR005 relatif besar dengan hasil penawaran pembelian SBR005 mencapai Rp4,006 triliun atau 2 kali dari target indikatif sebesar Rp 2 triliun.
- Tingkat keritelan SBR005 berdasarkan rata-rata volume pemesanan yaitu sebesar Rp 236,12 juta lebih baik dibandingkan SBR003 dan SBR004 yang masing-masing sebesar Rp 252,30 juta dan Rp 337,90 juta.
- Berdasarkan jumlah investor, Mitra Distribusi kelompok Fintech berkontribusi sebanyak 21,63 persen investor dan secara volume kelompok Fintech menyumbang sebesar 2,42 persen. Jumlah investor dan volume tersebut lebih baik dibandingkan SBR004 yang masing-masing sebesar 13,3 persen dan 1,8 persen.
Dari 12.961 investor baru SBR005, generasi Milenial mendominasi sebesar 55 persen atau sebanyak 7.129 investor.
- Penerbitan SBR005 berhasil menjangkau seluruh provinsi (34 provinsi) di Indonesia, lebih baik dibandingkan SBR004 yang hanya menjangkau 33 provinsi (minus Sulbar).
- Terdapat 4.005 investor yang kembali membeli SBR005 sejak menerbitkan SBR secara online.
2. ST-003 (Februari)
Total volume pemesanan pembelian ST-003 yang telah ditetapkan adalah sebesar Rp3.127.293.000.000,00 (tiga triliun seratus dua puluh tujuh miliar dua ratus sembilan puluh tiga juta rupiah).
Tanggal Penerbitan: 27 Februari 2019
Tanggal Jatuh Tempo: 10 Februari 2021
Jenis Imbalan/Kupon: Mengambang dengan Imbalan/Kupon minimal (floating with floor) dengan Tingkat Imbalan Acuan BI 7-Day (Reverse) Repo Rate
Tingkat Imbalan/Kupon:
Tingkat Imbalan/Kupon untuk periode 3 bulan pertama (27 Februari – 10 Mei 2019) adalah sebesar 8,15 persen, berasal dari Tingkat Imbalan Acuan yang berlaku pada saat penetapan Imbalan/Kupon yaitu sebesar 6,00 persen ditambah spread tetap sebesar 215 bps (2,15 persen).
Tingkat Imbalan/Kupon berikutnya akan disesuaikan setiap 3 bulan pada tanggal penyesuaian imbalan sampai dengan Jatuh Tempo.
Penyesuaian Tingkat Imbalan/ Kupon didasarkan pada Tingkat Imbalan Acuan ditambah spread tetap 215 bps (2,15 persen).
Tingkat Imbalan/Kupon sebesar 8,15 persen adalah berlaku sebagai tingkat Imbalan/Kupon minimal (floor) dan tingkat Imbalan/Kupon minimal tidak berubah sampai dengan jatuh tempo.
Penjualan ST-003 menjangkau 13.932 investor di seluruh provinsi di Indonesia, dengan investor baru e-SBN (yang belum pernah memesan SBR003, SBR004, SBR005, dan ST-002) sebanyak 8.756 investor.
Karyawan Bank Mandiri Syariah memberikan informasi kepada nasabah mengenai informasi Sukuk Tabungan Seri ST003 melalui website Mandiri Syariah di Jakarta, Kamis (7/1).
3. SR-011 (Maret)
hasil penjualan dan penjatahan Sukuk Negara Ritel seri SR-011 sebesar Rp21.117.570.000.000,00 (dua puluh satu triliun seratus tujuh belas miliar lima ratus tujuh puluh juta rupiah) dengan jumlah investor sebanyak 35.026 orang. Penjualan dan penjatahan sebesar Rp 21.117.570.000.000,00 ini jauh lebih besar daripada target indikatif Pemerintah sebesar Rp 10.000.000.000.000,00.
Tanggal Penerbitan: 28 Maret 2019
Tanggal Jatuh Tempo:10 Maret 2022
Tingkat Imbalan/ Kupon: Tetap, sebesar 8,05 persen per tahun
Penjualan SR-011 menjangkau 35.026 investor di seluruh provinsi di Indonesia, mengalami lonjakan dibandingkan jumlah investor di ST-003 yang menjangkau 13.932 investor, dengan rata-rata pembelian Rp 603 juta per investor.
4. SBR006 (April)
Penjualan Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR006 melampaui target yang ditetapkan. Berdasarkan penetapan yang dilakukan pada Senin (22/4) di Jakarta, penjualan SBR006 meraup total dana Rp 2.259.225.000.000,00 (dua triliun dua ratus lima puluh sembilan miliar dua ratus dua puluh lima juta rupiah).
Capaian penjualan SBR006 melebihi target indikatif sebesar Rp 2 triliun meskipun pada masa penawaran SBR006 di tanggal 1-16 April 2019 tidak terdapat SBN ritel yang jatuh tempo.
Dari total jumlah investor SBR006 sebanyak 9.520 investor, sebanyak 65,34 persen dari total jumlah investor SBR006 merupakan investor baru yang didominasi oleh generasi Milenial (52,41 persen dari total investor baru).
Sebanyak 22,20 persen investor SBR006 berasal dari Mitra Distribusi kelompok Fintech. Persentase ini lebih baik dibandingkan pencapaian fintech pada penjualan SBR005 sebesar 21,63 persen.
Terdapat 3.300 investor SBR006 yang juga pernah membeli pada penerbitan Surat Utang Negara (SUN) ritel sebelumnya (repeated order) sejak instrumen ini diterbitkan secara online. Sedangkan investor SBR006 yang selalu membeli SUN ritel sejak Pemerintah menerbitkan SBR secara online berjumlah 332 investor.
Penerbitan SBR006 berhasil menjangkau seluruh provinsi (34 provinsi) di Indonesia.
Sosialisasi Penjualan SBR006. Sosialisasi penjualan SBR006 kepada karyawan Bank Mandiri di Jakarta, Selasa (9/4/2019).
5. ST-004 (Mei)
Total volume pemesanan pembelian ST004 yang telah ditetapkan adalah sebesar Rp 2.633.790.000.000,00 (dua triliun enam ratus tiga puluh tiga miliar tujuh ratus sembilan puluh juta rupiah) dengan jumlah investor sebanyak 12.528 orang.
Hasil penjualan ST004 tersebut menunjukkan bahwa Sukuk Tabungan masih menjadi salah satu primadona investasi syariah, terutama bagi generasi Milenial. Di samping itu, meskipun kebutuhan konsumsi di bulan Ramadhan semakin meningkat namun tidak mengurangi minat masyarakat untuk berinvestasi di instrumen SBN Ritel online ini. Terlebih, Sukuk Tabungan menawarkan beragam keuntungan serta kemudahan berinvestasi sesuai prinsip syariah.
Tingkat Imbalan: Tingkat Imbalan atau Kupon untuk periode pertama (28 Mei – 10 Agustus 2019) adalah sebesar 7,95 persen.
6. SBR007 (Juli)
Total dana yang berhasil diraup pada penerbitan SBR007 ini sebesar Rp 3.216.085.000.000,00 (tiga triliun dua ratus enam belas miliar delapan puluh lima juta rupiah).
Meskipun pada bulan Juli 2019 tidak terdapat SBN ritel yang jatuh tempo dan tingkat kupon SBR007 lebih rendah dari SBR seri sebelumnya, namun capaian penjualan SBR007 melebihi target indikatif Rp 2 triliun.
Melalui penerbitan SBR007 ini Kementerian Keuangan sukses meningkatkan literasi investasi masyarakat. Hal ini tercermin dari jumlah investor baru yang membeli SBR007 tercatat sejumlah 9.956 investor. Sebaliknya, di samping investor baru yang jumlahnya siginifikan, tidak sedikit investor yang selalu membeli SBR di setiap masa penerbitannya. Terdapat 229 investor yang kembali membeli SBR007 sejak Pemerintah menerbitkan SBR secara online dengan nominal pembelian SBR007 sebesar Rp57,97 miliar.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman dalam peluncuran SBR007 di Jakarta, Kamis (11/7).
7. ST-005 (Agustus)
Total volume pemesanan pembelian ST005 yang telah ditetapkan adalah sebesar Rp 1.962.684.000.000 (satu triliun sembilan ratus enam puluh dua miliar enam ratus delapan puluh empat juta rupiah) dengan jumlah investor sebanyak 10.029 orang.
Tingkat Imbalan/Kupon sebesar 7,40 persen per annum adalah berlaku sebagai tingkat Imbalan/Kupon minimal (floor) dan Imbalan tingkat /Kupon minimal tidak berubah sampai dengan Jatuh Tempo.
Hasil pemesanan sebesar Rp1,963 triliun (1,15 kali) melebihi total target penjualan 22 Midis yang sebesar Rp 1,707 triliun.
Rata-rata volume pemesanan ST005 sebesar Rp 196 juta, merupakan keritelan terbaik sepanjang penerbitan SBN Ritel online maupun offline.
Investor Milenial merupakan investor terbanyak pada ST005 yaitu 5.393 investor (53,77 persen), yang merupakan persentase tertinggi sepanjang penerbitan Sukuk Tabungan.
Generasi Z (dibawah 19 tahun) yang berinvestasi pada ST005 sebanyak 23 investor (Rp 5,51 miliar) menurun cukup signifikan dibandingkan dengan ST004 yang sebanyak 32 investor (Rp 5,75 miliar). Adapun rata-rata pembelian generasi Z pada ST005 sebesar Rp239 juta sedangkan ST004 sebesar Rp 180 juta.
8. SBR008 (September)
Pemerintah telah menetapkan hasil penjualan Surat Berharga Negara (SBN) seri Savings Bond Ritel (SBR) 008 sebesar Rp 1,89 triliun.
Tingkat kupon minimal mengambang (floating with floor) sebesar 7,20 persen, SBR008 memiliki tenor 2 (dua) tahun dengan pemesanan minimal Rp 1 juta.
Nasabah melakukan pembelian Surat Utang Negara (SUN) ritel Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR008 dengan aplikasi BNI Mobile di Kantor BNI Pusat, Jakarta, Kamis (5/9/2019).
9. ORI016 (Oktober)
Total volume pemesanan pembelian ORI016 yang telah ditetapkan adalah sebesar Rp 8.213.531.000.000,00 (delapan triliun dua ratus tiga belas miliar lima ratus tiga puluh satu juta rupiah)
Penjualan obligasi negara ritel (ORI) seri ORI016 tercatat tidak memenuhi target yang ditetapkan pemerintah. Instrumen investasi tersebut hanya mampu menyerap dana Rp 8,2 triliun dari target yang dipatok Rp 9 triliun.
10. ST006 (November)
Instrumen ini menjadi SBN ritel terakhir yang ditawarkan Kemenkeu pada 2019. ST006 mengusung tema lingkungan (green).
Ditawarkan sampai 21 November 2019, ST006 diterbitkan dengan yield atau imbal hasil 6,75 persen. Nilai ini lebih kecil dibandingkan yield ST005 yang ditawarkan pada Agustus 2019, yakni 7,4 persen.
Dalam penawaran ST006, Kemenkeu menambah Bank Muamalat sebagai mitra distribusi (midis) ke-23 yang dapat melayani pemesanan pembelian secara langsung melalui sistem elektronik.