EKBIS.CO, SURABAYA -- Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) mendorong inovasi keuangan untuk membantu pengembangan ekonomi syariah. Direktur Bidang Inovasi Produk, Pendalaman Pasar, dan Pengembangan Infrastruktur KNKS Ronald Rulindo menyampaikan perlu sejumlah terobosan untuk bisa meningkatkan pangsa ekonomi syariah.
Salah satunya adalah dengan inovasi keuangan syariah yang bisa membantu mengatasi masalah krusial, yakni permodalan. Ronald mengatakan inovasi keuangan syariah bisa membantu menarik dana-dana yang selama ini masih potensial.
KNKS dalam 10 bulan terakhir setelah resmi dilantik, melakukan sejumlah inisiasi. Salah satunya meramu inovasi keuangan Sharia Restricted Intermediary Account (SRIA) yang bisa jadi instrumen investasi baru di perbankan syariah. Ini bisa membantu masalah permodalan di sektor industri halal.
KNKS merujuk pada Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia untuk menjadikan Indonesia sebagai negara mandiri, mampu, dan madani. Artinya, Indonesia harus mengandalkan produksi dalam negeri untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi penduduk domestik.
"Untuk itu kita harus kuatkan rantai nilai halal, dengan mengatasi berbagai permasalahannya," kata dia di Surabaya, Kamis (7/11).
BRI Syariah. Nasabah melakukan transaksi melalui ATM Bank BRI Syariah Jakarta.
Memperbaiki rantai nilai halal juga bisa membantu mengurangi defisit neraca perdagangan yang selama ini selalu lebih tinggi impor daripada ekspor. Dengan tidak bergantung pada produk luar untuk kategori halal, Indonesia bisa mengurangi impor.
KNKS mendorong Indonesia menjadi produsen baik untuk industri skala besar, menengah maupun kecil. Pengembangan produk dalam negeri ini tentu akan memerlukan pendanaan yang deras sehingga keuangan syariah harus masuk ke dalamnya.
"Seiring dengan kebutuhan pengembangan produksi, pasti tidak akan berjalan jika tidak ada uangnya, modalnya," kata dia.
Inovasi keuangan syariah dapat memperbanyak instrumen pendanaan sehingga aliran untuk produsen pun melimpah. Indonesia menduduki peringkat pertama dalam keuangan syariah global menurut Global Islamic Finance Report (GIFR) di 2019.
"Alasannya karena punya banyak lembaga spesifik yang mengelola keuangan syariah, seperti KNKS, BPKH, juga kita punya banyak inovasi produk keuangan syariah," kata dia.
Ronald menambahkan Indonesia masih akan meraih peningkatan peringkat lagi dalam Global Islamic Economic State dari Thompson Reuters. Ini merupakan salah satu peluang untuk terus berkontribusi secara nyata dalam pengembangan ekonomi syariah.
Pangsa pasar ekonomi syariah saat ini mencapai 8,5 persen. Di dalamnya ada perbankan syariah yang masih 5,95 persen.
Dari sisi pasar modal, Indonesia masih mengandalkan sukuk pemerintah. Sementara sukuk korporasi masih sangat minim dibanding obligasi.
"Harapan kita salah satunya ada pada keuangan sosial syariah dengan potensinya yang besar dan bisa dikembangkan," kata dia.