EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto menyatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu tumbuh berkualitas di tengah ketidakpastian ekonomi global. Hal tersebut tercermin dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis pada pekan ini.
Ekonomi Indonesia tumbuh 5,02 persen pada kuartal III 2019. Pertumbuhan ini melambat dibandingkan kuartal II 2019 maupun kuartal III 2018 yang tumbuh masing-masing 5,05 persen dan 5,17 persen.
“Meski terjadi perlambatan, pencapaian ini masih lebih baik dibandingkan beberapa negara lainnya di ASEAN seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura,” kata Airlangga melalui siaran pers, akhir pekan ini.
Perlambatan ekonomi global, kata Airlangga, merupakan tantangan yang saat ini dihadapi oleh seluruh negara di dunia. Oleh sebab itu, menurut dia, pertanyaan publik yang lebih relevan adalah seharusnya seberapa tahan perekonomian Indonesia menghadapinya.
“Sebenarnya, kinerja ekonomi Indonesia sepanjang Tahun 2019 cukup baik secara fundamental karena banyak negara justru mengalami perlambatan ekonomi yang lebih dalam, misalnya Cina, Amerika Serikat, dan Uni Eropa,” katanya lagi.
Airlangga menjelaskan, fenomena tren perlambatan pertumbuhan ekonomi sebenarnya bukan hanya dialami oleh Indonesia, namun sebagian besar negara di dunia.
IMF dalam laporannya periode Oktober 2019 kembali menurunkan proyeksi pertumbuhan global untuk Tahun 2019, dari 3,5 persen persen pada laporannya bulan Januari 2019, turun menjadi 3,3 persen pada April 2019. IMF kemudian kembali merevisi ke bawah hingga ekonomi global diperkirakan hanya tumbuh 3,0 persen di Tahun 2019 dalam laporannya di Oktober 2019.
Perkiraan serupa juga dilakukan oleh Bank Dunia yang sempat memperkirakan ekonomi global tumbuh 2,9 persen dalam laporannya bulan Januari 2019. Namun, dalam laporan terakhirnya pada Juni 2019 diperkirakan hanya akan tumbuh 2,6 persen.