EKBIS.CO, JAKARTA -- Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria memperkirakan, jumlah petani di Indonesia akan mengalami krisis dalam kurun waktu 10 sampai 15 tahun ke depan. Maka program membangun generasi petani perlu dilakukan secara serius.
"Rata-rata petani di Indonesia sekarang berusia 47 tahun. Kalau tidak diantisipasi, maka jumlah petani betul-betul akan terjadi krisis," ujarnya kepada wartawan usai bertemu Menteri Pertanian di Jakarta, Senin, (11/11).
Demi mencegah krisis, ia berharap Kementerian Pertanian (Kementan) dan IPB berkolaborasi membuat program regenerasi petani. Tujuannya membangun para petani milenial.
"Itu bisa memperkuat ketahanan pangan. Baik dari sisi hulu dan pelaku-pelaku usaha di lapangan," kata Arif.
IPB sendiri, lanjutnya, telah memiliki program untuk mencetak technopreneur serta sosiopreneur. Dengan begitu pemanfaatan hasil inovasi di lapangan semakin terjamin.
“Technopreneur berarti pelaku usaha, sementara sosiopreneur adalah orang orang yang memanfaatkan inovasi untuk pendampingan. Apalagi di era 4.0 di mana teknologi berbasis artificial intelligence dan blockchain sudah luar biasa, jadi akan kita perkuat," tuturnya.
Ia menyatakan, IPB bersama Kementan juga berencana memperkuat data. Dengan begitu generasi petani bisa terus dikembangkan.
"Akurasi data menjadi penting untuk ambil keputusan. Kita akan terus gali, perkuat, khususnya dalam pengembangan generasi petani," kata Arif.