EKBIS.CO, BENGKULU -- PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) terus memperkuat strategi bisnisnya di Bengkulu. Salah satu caranya dengan membidik seluruh segmen nasabah pada berbagai produk tabungan ditengah persaingan perebutan dana murah di daerah tersebut.
Direktur BTN, R Mahelan Prabantarikso mengatakan potensi dari sisi funding di Bengkulu sangat besar. Daerah ini banyak masyarakat memiliki rumah subsidi dengan penghasilan rata-rata di bawah lima juta rupiah. Hampir 90 persen lebih kredit tersebar adalah untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dengan KPR Subsidi.
"Agar masyarakat bisa memiliki kemampuan menjadi bankable (memenuhi persyaratan bank untuk mendapatkan kredit usaha), mereka harus menabung dan BTN siap menjembataninya dengan menyiapkan produk-produk yang dimiliki," katanya usai acara serah terima Monumen Patung Fatmawati di Bengkulu, Selasa (12/11), seperti dalam siaran persnya.
Menurut Mahelan, jumlah akun nasabah Bank BTN di Bengkulu hingga saat ini mencapai sekitar 10 ribu dan optimistis akan terus mengalami peningkatan dari jumlah tersebut. "Kami ingin volume transaksinya terus meningkat sejalan dengan program promosi yang akan kita galakkan di wilayah ini untuk bagaimana masyarakat nantinya banyak yang memanfaatkan produk dana BTN. Perseroan memiliki banyak produk yang bisa dinikmati masyarakat antara lain membayar top up aplikasi seperti Link Aja, pembayaran listrik, transaksi online dan lain sebagainya," ujarnya.
BTN menggelar acara serah terima Monumen Patung Fatmawati di Bengkulu, Selasa (12/11).
Adapun secara nasional, Bank BTN memiliki number of account (NOA) sekitar 10 juta dan saat ini sedang menggalakkan dana untuk bertraksaksi menggunakan produk-produk dana yang dimiliki perseroan dengan gimik-gimik menarik lainnya seperti yang sudah dilakukan pada program BTN Super Untung.
Perseroan juga berharap masyarakat memiliki rumah dari menabung, dimana model ini bisa dikerjasamakan dalam bentuk bisnis to bisnis atau dalam bentuk kerjasama dengan lembaga atau instansi. Pemda maupun Pemkot dan perusahaan lokal dapat digandeng nantinya dengan kerja sama yang ujungnya para pegawai dapat difasilitasi kebutuhan perumahannya.
"Kita sudah banyak model kerjasama seperti itu yang sudah dilakukan di wilayah lain, dan Bengkulu akan menjadi target untuk itu," terangnya.
Sementara itu, terkait serah terima monumen Pahlawan Fatmawati di kota Bengkulu, Bank BTN yang berperan sebagai koordinator program BUMN Hadir untuk Negeri di wilayah ini telah menyelesaikannya. Serah terima monumen tersebut kepada Yayasan Fatmawati adalah komitmen dari peran yang sudah dilaksanakan BTN bersama BUMN lainnya.
"Ini adalah akhir dari amanah yang diberikan kepada BTN selaku koordinator BUMN lainnya di wilayah ini dalam program BUMN Hadir Untuk Negeri Agustus 2019 lalu dan kami telah menyelesaikannya dengan baik," tutur Mahelan.
Lebih lanjut, keberadaan monumen ini sudah ditunggu-tunggu oleh masyarakat Bengkulu mengingat Fatmawati adalah termasuk pahlawan yang berasal dari daerah tersebut.
“Sebagai daerah yang miliki potensi wisata, dibangunnya monumen patung Fatmawati setidaknya akan memberikan peluang destinasi berbeda pada masyarakat luas. Apalagi monumen ini bisa jadi akan menjadi icon kota Bengkulu dan akan memberi nilai pada pariwisata di wilayah ini," tuturnya.
Mahelan berharap, sektor pariwisata di daerah Bengkulu akan terus mengalami peningkatan diperkuat dengan bandara yang representatif, sehingga akan banyak proyek di daerah sekitar yang bisa dibiayai oleh BTN seperti kredit konstruksi hotel ataupun pembangunan homestay.
"Banyak ragam baik syariah maupun konvensional yang bisa dilakukan BTN dalam mendukung sektor pariwisata, salah satunya melalui program KPR Mikro dan KPR ABCG. Kita sudah banyak membangun daerah-daerah pariwisata dan model-model kolaborasi komunitas dan juga banyak program-progran lain yang telah dilakukan yang tentunya akan mendorong kehidupan masyarakat lebih baik lagi," tegasnya.
Adapun monumem Patung Fatmawati dibuat oleh Nyoman Nuarta, salah satu pematung ternama di Indonesia. Patung berbahan dasar tembaga dan kuningan ini dibangun dengan total tinggi mencapai 7 meter yang menggambarkan Fatmawati sedang menjahit bendera pusaka merah putih.